ZONA PRIANGAN - Ada persaingan terselubung antara Jenderal Sergei Surovikin, Yevgeny Prigozhin (Pemimpin Grup Wagner), dan Ramzan Kadyrov (Pemimpin Chechnya) dalam perang di Ukraina.
Ketiganya berupaya menarik perhatian (cari muka) Vladimir Putin dan ingin menunjukkan keberhasilan di medan tempur.
Vladimir Putin akhirnya mencopot Jenderal Sergei Surovikin sebagai Komandan pasukan Rusia di Ukraina. Jenderal Armageddon itu posisinya digantikan oleh Jenderal Valery Gerasimov.
Yevgeny Prigozhin kini di atas angin dengan mengklaim tentara Grup Wagner berhasil memegang kendali di Kota Soledar.
Walau tidak memiliki nilai strategis bagi Rusia, namun dengan menguasai Soledar, Yevgeny Prigozhin berhasil menarik perhatian Pemimpin Kremlin.
Dengan alasan itu pula, Yevgeny Prigozhin mengabaikan banyaknya prajurit Grup Wagner yang tewas, yang penting bisa mengendalikan Soledar dan mendapat simpati dari Vladimir Putin.
Seorang analis militer, Michael Clarke mengatakan, tidak ada keuntungan strategis yang diperoleh Moskow dari Soledar.
"Pertempuran di sana hanya menunjukkan permainan kekuatan internal. Grup Wagner ingin menarik perhatian Putin," ujarnya kepada Express.co.uk.
Menurut Michael Clarke, kini jelas terlihat bahwa Grup Wagner telah melintasi strategi Angkatan Bersenjata Rusia.
Baca Juga: Rusia Siapkan Serangan Balas Dendam Setelah Ukraina Menghancurkan Kota Makiivka dengan Rudal HIMARS
Grup Wagner memusatkan perhatian di kota-kota kawasan Donetsk dan memaksa para jenderal perang Rusia untuk mengalihkan artileri ke “jalan buntu strategis” ini dengan mengorbankan tentara di tempat lain di garis depan.
Yevgeny Prigozhin, pemimpin Grup Wagner, yang dijuluki "koki Putin" telah menjadikan "tujuan pribadinya" untuk merebut Bakhmut.
Pada bulan lalu, dia telah mengarahkan pasukannya ke Soledar enam mil ke arah timur laut, diduga untuk menguasai tambang garam yang menguntungkan di wilayah tersebut dan memutuskan jalur suplai ke Bakhmut.
Baca Juga: Untuk Membuat Ukraina Menyerah, Vladimir Putin Gunakan Taktik Perang Mirip Menghancurkan Chechnya
Kyrylo Budanov, Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, mengatakan, jumlah tentara yang tewas di kedua kota tersebut sangat tinggi.
Bahkan pasukan Grup Wagner terpaksa menggunakan tumpukan "mayat untuk berlindung" dari tembakan pejuang Kiev.***