'Itulah masalahnya dengan orang Rusia. Mereka tidak akan menyerah semudah itu,' Solovyov menimpali. Kamera memotong pembawa acara.
'London akan berubah menjadi debu! Menjadi debu!' katanya menatap dengan mata terbelalak langsung ke kamera sambil dengan aneh mengangkat lengannya dan membuka tangan di depannya bak seorang penyihir.
'Atau haruskah saya mengatakannya dalam bahasa Inggris,' dia bertanya pada tamunya. 'Terbakar di neraka,' katanya dalam bahasa Inggris. 'Itu lebih baik, ya? Bagus,' tanyanya dalam bahasa Rusia, sebelum mengatakan 'Api!' dalam bahasa Inggris.
Itu terjadi setelah Perdana Menteri Rishi Sunak mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Voldymyr Zelensky tentang kemampuan Inggris untuk menyediakan rudal jarak jauh ke Kyiv, yang saat ini tidak dimiliki.
Perdana Menteri mengatakan ini 'akan membuat perbedaan besar' dalam perlawanan Ukraina melawan invasi Rusia.
Diskusi sekarang dikatakan sedang berlangsung mengenai apakah mereka harus memasukkan rudal Harpoon (yang dapat mencapai hingga 150 mil) atau rudal Storm Shadow (350 mil).
Kemampuan seperti itu akan memungkinkan Ukraina menyerang jauh di belakang garis musuh, dan akan menjadi pukulan bagi harapan Moskow untuk melancarkan serangan baru guna merebut negara itu.