Analisis menyimpulkan bahwa batu 58, inti batu yang diambil Phillips, dan kebanyakan batu sarsen, kemungkinan besar berasal dari tempat yang jaraknya sekitar 15 mil ke utara lingkaran batu prasejarah ini.
Baca Juga: Warga Subang Banyak yang Berkurban, Ruhimat: Pandemi Covid-19 Tidak Menggangu Ibadah
Susan Greaney dari English Heritage mengatakan ini sebagai “getaran hati yang sesungguhnya” untuk menemukan kawasan di mana para pembangun Stonehenge mengambil sumber material sekitar 2.500 sebelum Masehi.
"Kita kini bisa mulai memahami rute yang mungkin mereka lalui dan menambahkan keping-keping pada teka-teki ini,” tambah Greaney seperti dikutip Sky News, baru-baru ini.
Professor David Nash, dari Universitas Brighton, yang memimpin riset ini, sungguh berterima kasih pada keluarga Phillips yang telah mengembalikan sampel yang hilang ini.
Baca Juga: Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Anak Tenggelam di Sungai Ciwaringin Cirebon
Stonehenge telah lama dihubungkan dengan ritual Pagan dan dipercaya sebagai tempat titik balik matahari (equinox) setiap tahun.***