Sebuah video menunjukkan dia bertemu dengan penduduk di Posad Pokrovske, sebuah desa yang dibom di bekas garis depan Kherson yang direbut kembali dalam kemajuan besar terakhir Ukraina tahun lalu.
Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", dengan alasan bahwa hubungan Ukraina dengan Barat merupakan ancaman keamanan. Sejak saat itu, puluhan ribu warga sipil dan tentara Ukraina dari kedua belah pihak telah terbunuh.
Rusia telah menghancurkan kota-kota di Ukraina dan membuat jutaan orang mengungsi. Rusia mengatakan telah mencaplok hampir seperlima wilayah Ukraina. Kyiv dan Barat menyebut perang ini sebagai serangan tak beralasan untuk menaklukkan sebuah negara merdeka.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa Uni Eropa akan bekerja untuk menemukan anak-anak Ukraina yang dideportasi ke Rusia dan mendorong pemulangan mereka. Ia mengatakan 16.200 anak telah dideportasi dan hanya 300 yang kembali ke Ukraina.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin seminggu yang lalu atas pemindahan paksa anak-anak Ukraina.
Baca Juga: Ukraina dan Barat Skeptisisme Soal Gencatan Senjata, Memberi Waktu Bagi Putin Memperkuat Dirinya
"Ini adalah pengingat yang mengerikan tentang masa-masa tergelap dalam sejarah kita... mendeportasi anak-anak. Ini adalah kejahatan perang," kata von der Leyen.***