Senjata-senjata hipersonik, yang terbang pada kecepatan melebihi Mach 5, atau lima kali kecepatan suara, bisa merupakan tantangan krusial bagi sistem pertahanan rudal karena kecepatan manuvernya.
China dipercaya tengah mengejar jenis senjata tersebut, seperti Amerika. Rusia mengklaim sudah memiliki senjata semacam ini dan digunakan dalam pertempuran di Ukraina.
Sementara, Teheran dan Rusia bekerja sama dalam pertahanan, berpotensi membangun fakta militer mematikan yang bisa menjadi konsekuensi mengerikan bagi AS, menurut seorang pakar keamanan kepada Mirror Mei lalu.
Hal ini muncul setelah para pejabat Pentagon mengatakan mereka percaya Iran memasok militer Rusia 400 drone penyerang, beberapa dicurigai telah digunakan untuk membombardir sasaran di Ukraina.
Para pejabat AS mengatakan Iran kemungkinan menjual ratusan rudal balistik ke Rusia tetapi Washington tidak memiliki bukti bahwa kesepakatan tersebut telah dicapai.***