Penyuka Seafood Hati-hati, Polusi Plastik di Laut Bisa Menyebarkan Penyakit ke dalam Rantai Makanan

- 19 Agustus 2020, 20:34 WIB
 Grapik yang menunjukkan potensi mikroba patogen yang dibawa oleh mikroplastik ke rantai makanan di laut.*/CELL.COM
Grapik yang menunjukkan potensi mikroba patogen yang dibawa oleh mikroplastik ke rantai makanan di laut.*/CELL.COM /

ZONA PRIANGAN – Polusi plastik dari darat ke lautan bisa menyebarkan penyakit yang fatal ke dalam rantai makanan lewat budidaya seafood seperti kerang dan tiram, seperti diperingatkan para ilmuwan.

Mikroplastik, partikel plastik yang berdiameter kurang dari 5 mm, bisa datang dari produk plastik yang lebih besar yang telah terpecah, seperti serat tekstil, filter rokok atau bahkan produk kecantikan.

Mikroplastik yang memasuki perairan akan berperan sebagai mekanisme pengangkutan jarak jauh bagi penyakit manusia dan hewan, seperti bakteri, yang menyebar ke dalam kawasan baru.

Baca Juga: Waspada Suatu Saat Para Penjahat Memanfaatkan Robot untuk Mencuri

Bahkan partikel-partikel plastik yang sangat kecil bisa memperbesar formasi biofilm yaitu komunitas mikroba, termasuk patogen, yang membentuk lapisan berlumpur pada permukaannya.

Moluska seperti kerang dan tiram memiliki sistem filter pada makanannya yang membuatnya sangat rentan bila tak sengaja mencerna mikroplastik pencemar ini.

Transfer patogen dari plastik ke kehidupan laut bisa mengurangi bahkan menghilangkan populasi moluska di beberapa kawasan, atau bahkan mengirim patogen ke manusia yang menggemari seafood ini.

Baca Juga: Astronot NASA Berhasil Mendarat di Laut Setelah 2 Bulan di Stasiun Antariksa Internasional

Para peneliti mengatakan masih ada celah pengetahuan bagaimana mikroplastik di laut membawa bakteri dan virus saat menuju lautan, dan apakah berdampak atau tidak pada kesehatan manusia dan hewan.

“Pecahan-pecahan mikroplastik berbeda secara menyolok dari partikel alami yang mengapung, dan ada bukti yang berkembang bahwa mereka mewakili sebuah sumber penyaki yang potensial,” kata Dr Ceri Lewis dari Institut Sistem Global, Universitas Exeter.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x