Biden vs. Xi Jinping: Mengapa Pernyataan 'Diktator' Membahayakan Diplomasi?

- 21 Juni 2023, 16:35 WIB
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang komitmen pemerintahannya untuk memanfaatkan peluang dan mengelola risiko Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), di San Francisco, California, AS, 20 Juni 2023.
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang komitmen pemerintahannya untuk memanfaatkan peluang dan mengelola risiko Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), di San Francisco, California, AS, 20 Juni 2023. /REUTERS/Kevin Lamarque

ZONA PRIANGAN - China memberikan respons balik pada hari Rabu setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut Presiden Xi Jinping sebagai "diktator", mengatakan bahwa pernyataan tersebut tidak masuk akal dan provokasi, dalam perselisihan yang tak terduga setelah usaha dari kedua belah pihak untuk menurunkan ketegangan.

Komentar Biden muncul hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengunjungi Beijing untuk menstabilkan hubungan bilateral yang menurut China berada pada titik terendah sejak hubungan resmi terjalin.

Dalam sebuah acara pengumpulan dana di California, Biden mengatakan bahwa Xi sangat malu ketika balon mata-mata yang diduga berasal dari China tersasar ke wilayah udara Amerika Serikat pada awal tahun ini, memberikan komentar pribadi tentang pemimpin China tersebut ketika Blinken mengatakan pada hari Senin bahwa "babak" tersebut harus ditutup.

Baca Juga: Xi Jinping Peringatkan Joe Biden Tentang Taiwan, Xi Jinping:Mereka yang Bermain Api Akan Terbakar

"Alasan mengapa Xi Jinping sangat marah ketika saya menembak balon itu dengan dua gerbong penuh peralatan mata-mata di dalamnya adalah karena dia tidak tahu itu ada di sana," kata Biden, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"Itu merupakan kejadian yang sangat memalukan bagi diktator. Ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi. Seharusnya itu tidak berada di tempat itu. Balon tersebut tersasar," tambah Biden.

Xi menjadi pemimpin paling berkuasa di China sejak Mao Zedong setelah mendapatkan masa jabatan ketiga sebagai presiden yang melanggar tradisi pada bulan Maret dan menjadi kepala Partai Komunis pada bulan Oktober.

Baca Juga: Joe Biden dan Pemimpin China Xi Jinping Kemungkinan Akan Mengumumkan Pembukaan Kembali Konsulat

Biden juga mengatakan bahwa China "menghadapi kesulitan ekonomi yang nyata".

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x