ZONA PRIANGAN - Tiga anggota militer Amerika Serikat (AS) tewas dan 25 lainnya terluka akibat serangan pesawat tak berawak (drone) di Yordania, demikian pernyataan Gedung Putih.
Tiga tentara yang tewas adalah korban militer Amerika pertama yang terkait dengan eskalasi regional perang yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel setelah serangan mendadak milisi Palestina terhadap Israel yang didukung AS yang menewaskan 1.200 orang pada 7 Oktober lalu.
Hamas menyalahkan serangan tersebut atas tewasnya ratusan warga Palestina yang dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel dan pemukim ilegal Israel di Tepi Barat, serta berbagai penggerebekan yang dilakukan oleh polisi terhadap Masjid Al-Aqsa dan penahanan massal warga Palestina.
"Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta dari serangan ini, kami tahu bahwa serangan ini dilakukan oleh kelompok-kelompok militan radikal yang didukung oleh Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak," ujar Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu oleh Gedung Putih.
"Para anggota layanan ini mewujudkan yang terbaik dari bangsa kita: Tak tergoyahkan dalam keberanian mereka," lanjut Biden, seperti dikutip dari UPI.com, 28 Januari 2024.
"Tak tergoyahkan dalam tugas mereka. Tak tergoyahkan dalam komitmen mereka terhadap negara kita - mempertaruhkan keselamatan mereka sendiri demi keselamatan sesama warga Amerika, serta sekutu dan mitra kita yang bersatu dengan kita dalam memerangi terorisme. Ini adalah perjuangan yang tidak akan kami hentikan."
Baca Juga: Arab Saudi Lepaskan Bom Menghancurkan Stasiun Bumi untuk Satelit Milik Houthi di Sanaa, Yaman
Seorang juru bicara mengatakan kepada Jordan TV, lembaga penyiaran publik Yordania, bahwa serangan tersebut menargetkan pangkalan al-Tanf di Suriah.