Ini Tiga Perkara Pentingnya Mengingat Kematian, Menuntun Umat Muslim untuk Bertaubat

- 6 April 2022, 17:26 WIB
Tidak seorang pun mengetahui kapan kematian menjemput.*
Tidak seorang pun mengetahui kapan kematian menjemput.* /Pixabay /Karin Henseler

ZONA PRIANGAN - Hidup di dunia kadang melenakan umat manusia, sehingga banyak yang melupakan akan kematian.

Padahal kehidupan lebih langgeng, justru akan terjadi setelah kematian. Untuk itu, sudah seharusnya dipersiapkan bekal di akhirat.

Mengingat kematian pun dianggap penting karena bisa menuntun umat Muslim dalam kehidupan yang benar. Perlu diingat kematian tidak bisa ditunda.

Baca Juga: Bisikan Setan Sangat Kuat Saat Berbuat Maksiat, Padahal Allah SWT Melihat dan Malaikat Mencatat

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ ۚ فَاِ ذَا جَآءَ اَجَلُهُمْ لَا* *يَسْتَئۡخِرُوْنَ سَا عَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 34)

Imam Qurthubi r.a. pernah meriwayatkan , bahwa Ad-Daqaq berkata:
“Barangsiapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimulyakan dengan tiga perkara, yakni:

Baca Juga: Di Bulan Ramadan Setan Dibelenggu tapi Maksiat Tetap Bermunculan, Ini Penjelasannya

1. Untuk segera bertaubat.
2. Hatinya merasa cukup dengan pemberian dari Allah.
3. Dirinya bersemangat dalam beribadah.

Tetapi Sebaliknya bagi orang yang melupakan hal kematian, ia akan merasa dalam dirinya tiga perkara:

1. Akan menunda untuk bertaubat dari dosanya.
2. Tidak merasa cukup dari pemberian Allah.
3. Malas dalam beribadah.

Baca Juga: Gara-gara Ini, Setan Akan Menjadi Sahabat Kaum Muslim yang Gemar Berzikir

Nabi Muhammad SAW, Bersabda:

أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه

“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingat saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang."

"Dan jika seseorang mengingat saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga tidak akan lalai pada akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi)***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah