Tragedi Stadion Kanjuruhan: Gas Air Mata dan Gerbang Terkunci Menjadi Penyebab Banyak Penonton Terinjak-injak

- 5 Oktober 2022, 12:00 WIB
Plakat dan lilin dipotret saat berjaga di Stadion Patriot Candrabhaga, setelah kerusuhan dan penyerbuan di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya Surabaya, di Bekasi, di pinggiran Jakarta, Indonesia, 3 Oktober 2022.
Plakat dan lilin dipotret saat berjaga di Stadion Patriot Candrabhaga, setelah kerusuhan dan penyerbuan di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya Surabaya, di Bekasi, di pinggiran Jakarta, Indonesia, 3 Oktober 2022. /REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Faktor lainnya termasuk penggemar yang marah, tembakan gas air mata oleh polisi dan yang lebih tragisnya lagi, ditemukan fakta bahwa beberapa pintu akses keluar stadion dalam keadaan terkunci.

Erwin Tobing, Ketua Komite Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Selasa mengatakan, petugas keamanan Arema dan ketua panitia akan dijatuhi hukuman larangan untuk terlibat dalam dunia olahraga selama seumur hidup.

Baca Juga: Novak Djokovic Memimpikan Saat Pensiunnya Kelak seperti Perpisahan Emosional Roger Federer

Selain itu, klub Arema didenda sebesar Rp250 juta.

Penggunaan gas air mata, tindakan pengendalian massa yang dilarang oleh badan sepak bola dunia FIFA, telah mendapat sorotan dan polisi mengatakan keputusan untuk melakukannya adalah salah satu masalah yang sedang diselidiki.

Yusuf Kurniawan, seorang komentator sepak bola yang dihormati di Indonesia, mengatakan bahwa gas air mata ditembakkan untuk membubarkan para penggemar yang telah menyerbu lapangan, gas air mata itu melayang ke tribun.

"Orang-orang panik dan tercekik saat mereka berjuang untuk menemukan jalan keluar," katanya.

Baca Juga: Demi Menyukseskan Piala Dunia 2022, Qatar Menerapkan Wajib Militer kepada Warga Sipil

Beberapa penonton mengatakan setidaknya tiga pintu keluar di Stadion Kanjuruhan terkunci pada Sabtu malam, yang menyebabkan banyak yang meninggal karena terinjak-injak. Sebagian besar kematian terjadi di dekat Gerbang 13 stadion, salah satu gerbang yang terkunci, kata beberapa orang penonton.

Albertus Wahyurudhanto, seorang komisaris pengawas komisi kepolisian nasional, mengatakan pada hari Selasa bahwa beberapa pintu keluar dikunci tetapi tidak jelas siapa yang menguncinya dan mengapa. Dia mengatakan tidak ada perintah untuk menggunakan gas air mata.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah