ZONA PRIANGAN - Pertandingan derby antara Arema FC vs Persebaya menjadi pengalaman yang tak terlupakan di sepanjang hidupnya bagi Ahmad Nizar Habibi.
Betapa tidak, pria berusia 29 tahun itu memiliki firasat bahwa segala sesuatunya akan berubah menjadi sesuatu yang buruk.
"Saya ingin pergi, tapi tiba-tiba saya mendengar ledakan," katanya, menggambarkan putaran gas air mata yang ditembakkan saat pertandingan Sabtu malam dan para penggemar menyerbu ke tengah lapangan, meluapkan kemarahannya atas kekalahan yang diderita oleh tim tuan rumah.
"Kami tidak bisa melihat. Para penggemar berteriak dan kami tidak bisa bernapas," kata Habibi.
Kekacauan yang meletus di negara kawasan Asia Tenggara yang gila sepak bola itu menyebabkan 125 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka, membuat kota yang sepi di pulau utama Jawa itu kaget dan berduka.
Dinas Kesehatan setempat menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 131 orang. Korbannya sebagian besar adalah suporter tim setempat Arema FC di Malang.
Menurut komentar dari penonton, polisi, dan pakar yang berbicara kepada Reuters, serta rekaman video, menunjukkan bahwa bencana itu disebabkan oleh berbagai faktor yakni jumlah penonton yang melebihi kapasitas stadion.