"Apa yang saya lihat sangat mengerikan. Ada mayat di musala, 17 mayat yang saya ingat," katanya.
Baca Juga: Nadal Mundur dari Laver Cup setelah Bermain Ganda dengan Federer
"Banyak rekan pendukung saya yang menangis histeris," tambahnya.
Hooliganisme dan kekerasan sepakbola bukanlah hal baru di Indonesia. Data SOS menunjukkan bahwa 86 orang telah tewas dalam kekerasan terkait sepak bola di Indonesia sejak 1995, tetapi parahnya tragedi terbaru telah mengejutkan bangsa.
Kurniawan, komentator, mengatakan pada masa lalu kekerasan dalam pertandingan sepak bola gagal membawa perubahan, tetapi kali ini harus berbeda.
"Mentalitas kita perlu diubah karena mengelola sepak bola seperti mengelola negara. Ini adalah cermin, potret bangsa kita," katanya.***