Soal Suplai Pemain, PT Persib Bandung Bermartabat VS Persatuan Sepak Bola 36 Tuai Konflik

- 13 Agustus 2020, 19:09 WIB
GRAHA Persib 1933 di Jalan Sulanjana, Kota Bandung.*
GRAHA Persib 1933 di Jalan Sulanjana, Kota Bandung.* /GHANI RAHMAT/ZONAPRIANGAN.COM/

"Historis itu kan bisa bikin museum. kan nggak semua klub profesional punya sejarah. Nah masalahnya ini ikatan emosional, sejauh apapun bisa mempengaruhi klub profesional, jadi kalau misalkan Persibnya kalah jelek boleh pada marah, protes, tapi kalau sampai mengendalikan arah kebijakan klub ya nggak bisa, karena yang nentuin kan direksi, komisaris sesuai aturan," tambahnya

Konflik antara manajeman Persib dengan 36 PS disebut mencuat ketika mulai tidak adanya perhatian kepada 36 PS dalam kebutuhan pembinaan pemain-pemain. Ia menilai, fakta di lapangan menunjukan ada dugaan beberapa kelompok yang mengambil keuntungan di situasi tersebut.

Baca Juga: Pemain Persib Bisa Latihan tapi Tidak Bisa Foto Bersama

"Klub (PS) ini kan kaya dianggap, nah ini juga banyak yang miss juga, misalnya pembinaan nggak diperhatikan tapi pada kenyataannya ada juga yang mengatakan (holding) itu ngasih kontribusi buat klub - klub, berarti bukan menyepelekan," ujarnya

Eko menyebutkan kedua belah pihak harus duduk bersama antara 36 PS dengan lima pimpinan PT. PBB di antaranya Zaenuri Hasyim, Kuswara S Taryono, Umuh Muchtar, Iwan D Hanafi dan Yoyo S Adiredja.

"Artinya yang salah juga sebetulnya klub - klub (36 PS) ini, ini masalah mentalitas juga, jadi makannya harus jelas dulu siapa orang - orang yang waktu itu berhadapan dengan lima orang ini," katanya.

Baca Juga: Omid Nazari Sangat Menggebu untuk Merumput Bersama Persib

"Jadi jangan sampai dulu iya, tapi sekarang ribut, harus clear. Isu ini naik banget, kalau misalnya klub klub ini sudah sepakat nah siapa aja orang yang ngomongnya karena kenyataannya ada yang menggugat, ini curiganya ada beberapa orang yang mewakili atas nama klub klub PS. Kenapa ini sebetulnya jadi urusan publik? inimah urusan privat tapi kenapa jadi urusan publik karena ini tentang persib jadi interesnya banyak karena ada historis ikatan emosial jadi seakan akan domainnya publik," tambahnya.

Senada dengan, Anggota DPR RI dari fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Muhammad Farhan menilai perlu ada duduk bersama dalam menuntaskan masalah ini. Diketahui Farhan memiliki rekam jejak karir di manajeman Persib Bandung sejak 2009 hingga 2015.

"Memang sejak saya bertugas di PT. PBB dari 2009 sampai 2015, dalam akta perusahaan hanya disebutkan 70 persen saham dimiliki oleh konsorsium dan 30 persen saham dikuasai oleh lima tokoh tersebut. Tidak pernah disebut dalam akta perusahaan, bahwa lima tokoh ini adalah perwakilan 36 PS anggota Persib," jelasnya.

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah