Kedua perusahaan kini berusaha untuk mengumumkan kesepakatan, termasuk investasi Nissan di unit EV Renault, pada 6 Februari, seperti yang dilaporkan sumber Reuters.
Renault dan Nissan pernah berargumentasi bahwa aliansi mereka memberikan keuntungan signifikan dalam skala ekonomi. Potensi tersebut masih ada.
Namun, mereka harus terlebih dahulu berjuang untuk tetap pada ukuran saat ini saat Tesla dan produsen China mencoba untuk mengambil jualan mereka.
Baca Juga: Honda WR-V Buktikan Keamanan dan Kenyamanan dalam Perjalanan Bandung-Cilegon Lewat Jalan Tol
"Meskipun pasar semakin menyusut, kami tumbuh dan EV hampir meningkat dua kali lipat setiap tahun," kata Wakil Presiden Tesla Lars Moravy kepada analis Rabu.
"Kami selalu melihatnya sebagai seberapa banyak ruang kendaraan total yang kami miliki, dan kami akan terus tumbuh di ruang tersebut. Ada 95% yang harus kami dapatkan," tambahnya.
Ini menunjukkan bahwa persaingan di industri otomotif global semakin ketat dan tidak ada yang dapat dianggap sebagai pemimpin yang pasti.
Produsen otomotif yang sudah ada harus berinvestasi dengan besar-besaran dalam mobil listrik, sementara produsen China memberikan tekanan dengan harga yang lebih rendah.