Tetapi silikon selalu memuai hingga tiga kali dari ukurannya ketika menerima muatan, yang akan merusak batere tersebut. Solusinya adlah silikon dalam skala nanometer yang bisa mengatasi masalah ini, sayangnya sistem ini memerlukan proses produksi yang rumit dan mahal.
Namun demikian, dalam studi terbaru ini, para ilmuwan memilih partikel silikon skala mikrometer dihubungkan dengan elektrolit gel elastik yang membebaskan tekanan internal yang disebabkan oleh memuainya anoda silikon.
Karena partikel skala mikrometer adalah 1.000 kali lebih besar dari nanometer, sistem batere ini akan merintis untuk anoda silikon kapasitas tinggi tanpa mahalnya produksi.
"Kami menggunakan anoda mikro-silikon, sehingga kami memiliki batere stabil. Penelitian ini membawa kita lebih dekat ke sistem batere lithium-ion kapasitas energi tinggi,” ujar Soojin Park, seorang profesor kimia di Universitas Sains dan Teknologi Pohang di Korea Selatan.
Untuk membuat sistem elektrolit silikon-gel bekerja, para ilmuwan menyinari polimer berbasis gel ini dengan sinar elektron untuk membentuk ikatan kovalen antara partikel silikon skala mikrometer dan elektrolitnya.
Baca Juga: Cek Jarak Tempuh Wuling Air EV, Wuling Binguo EV dan Cloud EV. Mana yang Terjauh?
Dengan menghubungkan anoda dan elektrolit memungkinkan elastik alami gel menyerap dan menghilangkan tekanan memuainya silikon.
Elektrolit gel ini bisa juga mengatasi beberapa keretakan yang terjadi ketika silikon memuai, sehingga memperbaiki stabilitas struktural elektroda silikon ini; secara teoritis, ini akan mengarah pada batere lithium-ion tahan lama.
Dalam penggunaan di dunia nyata, batere ini bisa digunakan untuk berbagai peralatan konsumen, sementara batere EV bisa meningkatkan jarak tempuh 620 mil untuk sekali isi ulang daya.***