Seorang Mahasiswa Lakukan Penembakan Massal di Universitas Negeri Perm, 6 Orang Tewas Puluhan Terluka

20 September 2021, 22:09 WIB
Polisi terlihat di dekat tempat kejadian setelah seorang mahasiswa melepaskan tembakan ke Universitas Negeri Perm di Perm, Rusia 20 September 2021.* /Reuters /Maksim Kimerling

ZONA PRIANGAN - Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Perm, Rusia panik bahkan ada yang loncat dari jendela lantai dua, setelah terjadi penembakan massal.

Akibat insiden Senin 20 September 2021, pagi itu, dilaporkan enam orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Badan Penegak Hukum Komite Investigasi Nasional Rusia mengatakan, tersangka penembakan sudah ditahan.

Baca Juga: Lionel Messi Mulai Berulah, Tidak Terima Diganti, PSG Tetap Menang Lawan Lyon, 2-1

Penembakan massal di Universitas Negeri Perm, yang berjarak sekitar 1.300 kilometer (800 mil) timur ibu kota, Moskow cukup mengejutkan.

Pasalnya, insiden semacam itu jarang terjadi, selain pengawasan senjata di Rusia cukup ketat.

Komite Investigasi Rusia mengatakan penembak telah diidentifikasi sebagai mahasiswa di universitas tersebut.

Baca Juga: Robot Ra'ad-1 Milik Militer Iran Mampu Menetralisir Bom Amerika Serikat dan Israel

Korban tewas sebelumnya dinyatakan delapan, tetapi kemudian direvisi menjadi enam.

Lebih dari 20 orang terluka, beberapa dengan luka tembak. Tingkat keparahan cedera tidak segera jelas.

Rekaman media lokal menunjukkan para mahasiswa yang melarikan diri dari serangan itu, dengan beberapa terlihat melompat dari jendela.

Baca Juga: Ben Affleck dan Jennifer Lopez Umbar Kemesraan, Alex Rodriguez berpesta di New York

Siswa membangun barikade dari kursi untuk menghentikan penembak memasuki ruang kelas mereka.

“Ada sekitar 60 orang di dalam kelas. Kami menutup pintu dan membarikadenya dengan kursi,” kata mahasiswa Semyon Karyakin kepada Reuters yang dikutip Aljazeera.

Universitas, yang memiliki 12.000 mahasiswa terdaftar, mengatakan sekitar 3.000 orang berada di kampus pada saat penembakan itu.

Baca Juga: Wali Kota Kabul yang Ditunjuk Taliban Langsung Merumahkan Semua Pegawai Perempuan

Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan: "Seperti yang terlihat, seorang pemuda melakukan pembunuhan ini dan saya pikir para spesialis harus menanganinya."

Penembakan di sekolah dan universitas relatif jarang terjadi di Rusia.

Pada 11 Mei tahun ini, seorang remaja di Kazan membunuh tujuh anak dan dua guru di sebuah sekolah, mendorong Presiden Vladimir Putin untuk memperketat kepemilikan hukum senjata.

Baca Juga: Mengerikan Air Laut di Teluk Skálafjörðuron Menjadi Merah, 1.500 Lumba-lumba Dibantai Secara Massal

Rusia menaikkan usia legal untuk membeli senjata api dari 18 menjadi 21 setelah penembakan di Kazan, tetapi undang-undang baru itu belum berlaku.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler