Ilmuwan Rusia Terdampak Invasi ke Ukraina karena Barat Menarik Dana Penelitian

12 April 2022, 18:50 WIB
Sergey Zimov, 66, seorang ilmuwan yang bekerja di Stasiun Sains Timur Laut Rusia, memegang kristal es di area bawah tanah tempat bahan sampel disimpan dalam lapisan es di Taman Pleistosen di luar kota Chersky, Republik Sakha (Yakutia), Rusia, September 13, 2021. REUTERS/Maxim Shemetov / REUTERS/Maxim Shemetov/REUTERS/Maxim Shemetov

ZONA PRIANGAN - Lusinan ilmuwan internasional telah datang dalam setiap tahunnya ke Stasiun Sains Timur Laut Rusia yang terpencil di Sungai Kolyma di Siberia sejak tahun 2000 untuk mempelajari perubahan iklim di lingkungan Kutub Utara.

Tapi tidak untuk tahun ini. Setelah terjadinya invasi Rusia terhadap Ukraina, Max Planck Institute for Biogeochemistry Jerman telah membekukan dana.

Pendanaan yang digunakan untuk membayar personel stasiun penelitian dan untuk memelihara instrumen yang mengukur seberapa cepat perubahan iklim mencairkan lapisan es Kutub Utara dan berapa banyak metana, gas pemanasan planet yang kuat, sedang dirilis.

Baca Juga: Polisi Lanjutkan Penyelidikan Insiden Ronaldo Menampar Tangan Bocah Penggemar hingga Ponselnya Jatuh

Pembekuan dana mungkin akan menyebakan gangguan pengukuran secara terus menerus di stasiun sejak 2013, mengorbankan pemahaman para ilmuwan tentang tren pemanasan, yang didanai oleh Jerman.

"Rekan (Rusia) di Stasiun Sains Timur Laut mencoba menjaga stasiun tetap berjalan," kata Hergersberg, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Dia menolak mengatakan berapa banyak dana yang dibekukan.

Baca Juga: Putin Kirim Hampir 100.000 Pengungsi Ukraina ke Siberia dan Daerah-daerah Terpencil Lainnya di Rusia

Reuters telah berbicara dengan lusinan ilmuwan tentang dampak konflik dari invasi Rusia terhadap Ukraina. Banyak yang menyatakan keprihatinan tentang masa depannya setelah puluhan juta dolar dalam pendanaan Barat untuk ilmu pengetahuan Rusia telah ditangguhkan setelah sanksi Eropa terhadap Rusia.

Ratusan kemitraan antara institusi Rusia dan Barat telah dihentikan jika tidak dibatalkan sama sekali, kata para ilmuwan, karena invasi telah mengurai bertahun-tahun yang dihabiskan untuk membangun kerja sama internasional setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Banyak saluran komunikasi ditutup dan perjalanan penelitian ditunda tanpa batas waktu.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Selasa 12 April 2022: Andin Sendiri yang Menghajar Nino, Al dan Ammar Bersepakat Soal Satu Hal

Proyek-proyek yang terkena dampak penangguhan bantuan Barat termasuk pembangunan fasilitas penelitian berteknologi tinggi di Rusia, seperti penumbuk ion dan reaktor neutron di mana Eropa menjanjikan pembiayaan hingga 25 juta euro atau sekitar Rp390 miliar.

Teknologi semacam itu akan membuka generasi penelitian yang dapat berkontribusi dalam segala hal mulai dari fisika dasar hingga pengembangan bahan baru, bahan bakar dan obat-obatan, kata para ilmuwan.

Kontribusi 15 juta euro atau sekitar Rp234 miliar lainnya untuk merancang bahan rendah karbon dan teknologi baterai yang dibutuhkan dalam transisi energi untuk memerangi perubahan iklim juga telah dibekukan, setelah Uni Eropa mengentikan semua kerja sama dengan entitas Rusia pada bulan lalu.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler