ZONA PRIANGAN – Membayangkan hiu dengan panjang 18 meter dan gigi sebesar telapak tangan manusia dewasa, cukup membuat anda bergidik ketakutan.
Tetapi megalodon, predator laut paling besar yang pernah hidup, bukanlah pembunuh berdarah dingin, menurut studi terbaru.
Analisis oleh para ilmuwan lingkungan telah terungkap hiu mengerikan ini berdarah panas dan bisa mengatur sendiri suhu tubuhnya.
Baca Juga: Nelayan Bontang Menjalin Ikatan yang Mengharukan dengan Seekor Buaya Sepanjang 4 Meter
Berdasarkan analisis enamel giginya, para peneliti menemukan spesies kuno ini bisa mengatur suhu tubuhnya sekitar 7°C lebih hangat dari air sekitarnya, seperti dilansir laman Daily Mail.
Perbedaan suhunya lebih besar dari hiu lainnya yang hidup bersama megalodon dan cukup besar untuk menyebut hiu ini sebagai berdarah panas, kata para pakar.
Dan penemuan ini bisa membantu menjelaskan mengapa hewan raksasa ini punah 3,6 juta tahun yang lalu, hal itu karena membutuhkan banyak energi untuk tetap hangat.
Baca Juga: Keajaiban Pemindaian Digital: Kalung Gigi Megalodon Terselip di Titanic
Studi sebelumnya menyebutkan megalodon bisa mencapai panjang sekurangnya 15 meter dan memungkinkan mencapai panjang 20 meter.
Megalodon termasuk ke dalam kelompok hiu yang disebut hiu mackerel. Anggota dari kelompok ini di antaranya hiu putih besar dan hiu thresher.
Sementara kebanyakan ikan berdarah dingin, di mana suhu tubuhnya sama dengan air di sekelilingnya, hiu mackerel menjaga suhu seluruh bagian tubuhnya lebih hangat dari air di sekelilingnya.
Megalodon berdarah panas memungkinkan ia bergerak lebih cepat, tahan terhadap air yang lebih dingin dan bisa menyebar di seluruh dunia.
Tetapi hal itu secara evolusi berkontribusi pada penurunannya, tulis para peneliti.
Megalodon yang hidup selama masa pliosen, yang dimulai 5,33 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 2,58 tahun yang lalu.
Pendinginan secara global selama periode tersebut menyebabkan naiknya permukaan laut dan perubahan ekologi yang membuat megalogon tidak bisa bertahan.
Penemuan di atas dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Ini mengikuti sebuah studi tahun lalu yang berkesimpulan panjang sebenarnya dari megalodon sebenarnya bergantung pada suhu air.
Makhluk yang telah punah ini tumbuh dengan ukuran lebih besar dalam perbandingannya dengan lingkungan yang lebih dingin.
Sementara tidak ada perdebatan bahwa hewan ini ada dan berukuran raksasa, megalodon (Otodus megalodon) diketahui hanya dari gigi kuno yang sudah memfosil.
Paa akademisi berharap suatu hari bisa menemukan megalodon dengan kerangka utuh, yang secara lengkap bisa menjelaskan bentuk sebenarnya.***