ZONA PRIANGAN - Seorang siswa di Moffat Academy, Edinburgh, Skotlandia melakukan protes cukup unik, mengenakan rok mini saat datang ke sekolah.
Shane Richardson dan sejumlah siswa lain sebelumnya diperintahkan pulang karena datang ke sekolah mengenakan celana pendek.
Para siswa itu beralasan, mengenakan celana pendek karena cuaca sangat panas dan AC di sekolah tidak dinyalakan.
Baca Juga: Menyamar Jadi Siswi SMA, Wanita Pembawa Ransel dan Skateboard Dijebloskan ke Penjara
Sementara pihak Moffat Academy, memerintahkan siswa mengenakan celana panjang karena merkuri lagi naik di awal pekan ini.
Guru di Moffat Academy, Edinburgh mengatakan, pihak sekolah mencegah anak laki-laki mengenakan apa pun selain celana panjang hitam, lapor Daily Record.
Shane Richardson mencap keputusan untuk memerintahkan anak-anak mengenakan celana panjang hitam merupakan tindakan "konyol".
Baca Juga: SMA Bloomingdale Gempar dengan Kasus 125 Siswi Telanjang, Guru Perempuan Ikut Jadi Korban
Menurut Shane Richardson, peraturan terhadap anak laki-laki sangat aneh, sebab anak perempuan masih dibolehkan mengenakan rok mini.
Akhirnya Shane Richardson memiliki ide dengan meminjam rok mini saudara perempuannya, Lexi untuk datang sekolah, demikia ditulis Daily Star.
Shane Richardson beranggapan jika mengenakan rok mini ke sekolah pasti dibolehkan karena anak perempuan juga melakukan hal yang sama.
Baca Juga: Para Alumni SMA Ini Merasa Malu dengan Logo Sekolah
Dia mengatakan kepada Daily Record: "Tidak ada AC yang dinyalakan di ruang kelas sekarang karena Covid-19 sehingga sangat panas."
“Seperti beberapa orang lain, saya dikirim pulang karena memakai celana pendek jadi saya memutuskan untuk mulai memakai rok kakak saya Lexi," tuturnya.
"Para guru tidak mengatakan apa pun kepada saya tentang mengenakan rok, begitu pula dengan sopir taksi yang menjemput kami dan mengantar kami ke sekolah di pagi hari."
Pertemuan dewan orangtua telah dijadwalkan akhir bulan ini untuk berkonsultasi tentang perubahan aturan berpakaian.
Namun pihak berwenang di Dumfries dan Galloway mengatakan kebijakan itu telah mengakar selama beberapa tahun.***