"Yang jelas dalam pelaksanannya nanti tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di lingkungan sekolah menyiapkan tempat cuci tangan pakai sabun, selain para siswa mengenakan masker dan jaga jarak saat berada di kelas," tuturnya kepada wartawan Galamedia, Engkos Kosasih.
Menurutnya, rencana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka itu, setelah sebelumnya kegiatan belajar mengajar di sekolah sempat tertunda sejak 15 Maret 2020 lalu sampai saat ini.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Sumedang Bertambah Satu Orang
"Hampir selama 4 bulan, para siswa belajar di rumah. Selama belajar di rumah, para siswa mulai jenuh setelah mereka menyampaikan hal itu kepada kita. Mereka sudah kangen belajar di sekolah dan bertemu dengan para siswa lainnya," tutur Ayi.
Ia pun mengungkapkan, para orang tua siswa juga sudah mengharapkan anak-anaknya bisa kembali belajar di sekolah. Mengingat para orang tua siswa juga sudah mulai merasakan bagaimana mendampingi anaknya belajar mengajar dengan sistem daring di rumah.
"Para orang tua siswa sudah banyak yang menyampaikan harapannya kepada kita. Mereka ingin anak-anaknya kembali bisa belajar di sekolah, tetapi harapan itu tetap aman dari pandemi Covid-19," katanya.
Baca Juga: Peduli Kesehatan Lingkungan, Kodim 0616 Indramayu Bangun Jamban Keluarga
Ayi pun menilai belajar melalui daring atau jarak jauh itu kurang optimal. Tetapi disisi lain ada nilai manfaatnya, yaitu para siswa mulai mahir menggunakan peralatan informasi dan teknologi.
"Disamping itu melatih para siswa belajar membaca, karena penugasan sekolah melalui pesan WhatsApp. Khususnya untuk siswa kelas 1 dan 2 SD, mereka dilatih untuk bisa membaca pesan WhatsApp yang merupakan penugasan belajar dari para gurunya," katanya.
Dikatakan Ayi, selain penugasan belajar secara tertulis, para guru juga memberikan penugasan kepada siswa melalui pendidikan karakter. Di antaranya, para siswa diarahkan untuk membantu orang tuanya mencuci perkakas dapur dan membersihkan rumah masing-masing.