Kehadiran Siswa di Sekolah Bakal Diatur Beberapa Rombongan Belajar

- 10 Juli 2020, 06:55 WIB
AYI, seorang guru di Kecamatan Ibun menjelaskan rencana pembelajaran di sekolah dengan caa tatap muka.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
AYI, seorang guru di Kecamatan Ibun menjelaskan rencana pembelajaran di sekolah dengan caa tatap muka.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal jelang tahun ajaran baru, kegiatan belajar mengajar pada 2020/2021 yang diwacanakan akan dilaksanakan pada 13 Juli mendatang, kemungkinan dalam pelaksanaannya tidak akan sekaligus para siswa itu dihadirkan ke sekolah.

Melainkan pihak sekolah akan mengatur para siswa itu menjadi beberapa bagian rombongan belajar.

"Pelaksanannya, khususnya untuk para siswa SD, misalnya untuk hari Senin yang dihadirkan ke sekolah kelas 1, 3 dan kelas 5. Kemudian besoknya lagi untuk kelas 2, 4 dan 6 yang dihadirkan ke sekolah," kata salah seorang guru SDN di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Ayi, Kamis 9 Juli 2020.

Baca Juga: BBWS Citanduy Kembangkan Layanan Irigasi

Jadi tidak semua para siswa langsung dihadirkan ke sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka. Bisa saja proses belajarnya dibagi pagi dan siang dengan menyesuaikan ruang kelas yang ada.

Untuk persiapan tahun ajaran baru itu, kata Ayi, pihak sekolah masih melakukan persiapan dan pembahasan untuk keselamatan para siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah disaat masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

"Kegiatan belajar dengan tatap muka itu, kemungkinan dalam satu kelas itu bisa diisi sekitar 10 siswa supaya bisa jaga jarak aman dari pencegahan Covid-19," kata Ayi.

Baca Juga: Masker Mampu Menurunkan Risiko Terpapar Covid-19 Sebesar 65 Persen

Untuk itu, ujar Ayi, dalam satu kelas itu mereka bisa dibagi dalam beberapa rombongan belajar dalam melakukan tatap muka di kelas.

"Yang jelas dalam pelaksanannya nanti tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di lingkungan sekolah menyiapkan tempat cuci tangan pakai sabun, selain para siswa mengenakan masker dan jaga jarak saat berada di kelas," tuturnya kepada wartawan Galamedia, Engkos Kosasih.

Menurutnya, rencana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka itu, setelah sebelumnya kegiatan belajar mengajar di sekolah sempat tertunda sejak 15 Maret 2020 lalu sampai saat ini.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Sumedang Bertambah Satu Orang

"Hampir selama 4 bulan, para siswa belajar di rumah. Selama belajar di rumah, para siswa mulai jenuh setelah mereka menyampaikan hal itu kepada kita. Mereka sudah kangen belajar di sekolah dan bertemu dengan para siswa lainnya," tutur Ayi.

Ia pun mengungkapkan, para orang tua siswa juga sudah mengharapkan anak-anaknya bisa kembali belajar di sekolah. Mengingat para orang tua siswa juga sudah mulai merasakan bagaimana mendampingi anaknya belajar mengajar dengan sistem daring di rumah.

"Para orang tua siswa sudah banyak yang menyampaikan harapannya kepada kita. Mereka ingin anak-anaknya kembali bisa belajar di sekolah, tetapi harapan itu tetap aman dari pandemi Covid-19," katanya.

Baca Juga: Peduli Kesehatan Lingkungan, Kodim 0616 Indramayu Bangun Jamban Keluarga

Ayi pun menilai belajar melalui daring atau jarak jauh itu kurang optimal. Tetapi disisi lain ada nilai manfaatnya, yaitu para siswa mulai mahir menggunakan peralatan informasi dan teknologi.

"Disamping itu melatih para siswa belajar membaca, karena penugasan sekolah melalui pesan WhatsApp. Khususnya untuk siswa kelas 1 dan 2 SD, mereka dilatih untuk bisa membaca pesan WhatsApp yang merupakan penugasan belajar dari para gurunya," katanya.

Dikatakan Ayi, selain penugasan belajar secara tertulis, para guru juga memberikan penugasan kepada siswa melalui pendidikan karakter. Di antaranya, para siswa diarahkan untuk membantu orang tuanya mencuci perkakas dapur dan membersihkan rumah masing-masing.

Baca Juga: Peternak Rasakan Penjualan Hewan Kurban Cukup Lesu

"Sebagai bukti para siswa melaksanakan tugas dari para gurunya, selain dengan cara mengirimkan fotonya, juga melalui gambar video. Dengan cara itu, supaya kegiatan belajar para siswa tidak jenuh saat berada di rumah," katanya.

Disebutkannya, dengan adanya kegiatan belajar selama beberapa bulan di rumah itu, para guru pun turut memantau kegiatan anak selama berada di rumahnya masing-masing.

"Kita turun langsung ke rumah-rumah siswa, untuk memastikan siswa belajar di rumah. Meski saat belajar di rumah, tidak dipungkiri mereka banyak bermain game. Sehingga para orang tua siswa juga turut berperan aktif membantu anak-anaknya belajar di rumah," tuturnya.

Baca Juga: Chelsea Berpeluang Besar Mendatangkan Gelandang Bayer Leverkusen Kai Havertz

Ia pun mengatakan, memasuki tahun ajaran baru ini, masih ada di antara siswa yang ragu dengan kenaikan kelasnya. Pasalnya, mereka tidak mengikuti ujian akhir semester atau ujian kenaikan kelas.

"Kenaikan kelas para siswa itu berdasarkan pada keaktifan belajar siswa saat melalui daring atau saat belajar di rumah," pungkasnya.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah