ZONA PRIANGAN - Euglossines, aka Lebah Anggrek sering digambarkan sebagai bangsa lebah yang sangat flamboyan, dan tampak dengan warna-warni metalik yang cemerlang.
Lebah anggrek disebut-sebut sebagai permata hidup sebenarnya. Ia menampilkan warna-warna metalik terang, hijau, biru dan emas, dan bulu-bulunya agak jarang dibandingkan keluarga lebah lainnya.
Para penyerbuk ini benar-benar serangga yang secara visual paling menyala di Bumi. Tetapi tidak hanya terangnya, bagian luarnya yang bersinar membuatnya berbeda dengan lebah lainnya.
Baca Juga: Ribuan Buaya Menyerbu Pantai Pantanal tapi Ada yang Menyebut Reptil Caiman Yacare Hendak Bertelur
Dilansir OddityCentral, euglossines tidak membuat madu dan tidak mambangun sarang.
Kebanyakan spesies ini hidup soliter, dan kemungkinan lebih mengagumkan dari semuanya, jantannya mengumpulkan dan mencampur wewangian yang kemudian digunakan untuk memikat betinanya.
Jumlah lebah anggrek ada sekitar 200 spesies, seluruhnya hanya ditemukan di Benua Amerika. Kebanyakan mendiami hutan dari utara Meksiko hingga bagian tenggara Brasil.
Terpisah dari penampilannya yang menyilaukan, Lebah Anggrek mudah dibedakan dari lebah lainnya yaitu lidah tipisnya yang begitu panjang, yang bisa memanjang hingga dua kali panjang tubuhnya.
Anggota badan yang panjang itu memungkinkan lebah mencapai kedalaman bunga untuk mengumpulkan nektar dan serbuk sari.
Sementara teknik penyerbukan oleh euglossines begitu mengagumkan, mereka kalah dibandingkan dengan kemampuan menghasilkan parfum dari lebah lainnya.
Kemampuan hidupnya lebih dari tiga hingga lima bulan, jantan dari suku lebah akan mengkonsentrasikan sebagian besar waktunya dan berusaha mengumpulkan berbagai wewangian dan membuat sendiri parfum uniknya, yang kemudian digunakan untuk memikat betinanya.
Lebah anggrek jantan menggunakan tungkai depannya untuk mengumpulkan wewangian dari berbagai permukaan, dari anggrek hingga vanila dan bahkan memberi wewangian pada selembar keras.
Dan kemudian menyimpannya di dalam kantung yang dirancang husus di tungkai belakangnya.
Baca Juga: Kefir, Kucing Asal Rusia Fisiknya Mirip Anjing, Tingginya Setara dengan Anak Usia Dua Tahun
Saat keduanya siap kawin, jantannya berkumpul tempat pertunjukan khusus di batang pohon di mana mereka melepaskan wewangin yang disimpan saat mendengung, terbang dari pohon, dan kembali.
Para ilmuwan telah lama percaya bahwa jantan mengumpulkan dan menggunakan senyawa volatil sebagai feromon untuk menarik betinanya.
Kini diketahui bahwa parfum itu yang digunakan sebagai cara menarik betina dan sebagai bukti “kualitas genetik” jantannya.
Mengumpulkan wewangian kuat dan mencampurkan menjadi parfum kompleks tidaklah mudah, jadi hanya jantan terbaik yang membawa campuran yang mengesankan.***