Rahmawati dan Siti Aliyah mengungkapkan, begitu ada surat edaran dilakukan tatap muka pihaknya segera memngedarkan surat pernyataan kepada orangtua murid untuk memilih apakah sekolah tatap muka atau belajar kelompok.
Nyatanya semua orangtua murid menginginkan belajar tatap muka karena merekapun percaya tidak ada yang terpapar Covid-19 dan anaknya bisa belajar dengan baik.
Baca Juga: Model Iklan Angelinarossa Kini Identik dengan Ayam
Meski demikian sekolah tetap menyediakan tempat pencuci tangan, alat pengukur suhu dan semua murid juga guru mengenakan masker dan membagi dua kelompok.
Menurut mereka, belajar kelompok sedikit merepotkan pikiran dan tenaga. Masalahnya tempat tinggal murid berjauhan. Jarak ke sekolah ada yang 1 km hingga 4 km.
Jika ditempuh dengan berjalan kaki seperti di Blok Citayeum yang jalannya setapak dan naik turun gunung. Jika ditempuh dengan sepeda motor jarak sekitar 7 km.
Baca Juga: Bawaslu Cium Tiga ASN Berpolitik Praktis, Terancam Turun Jabatan hingga Pemecatan
Sejak adanya instruksi murid harus belajar daring, di SD Nunuk tidak melakukannya namun langsung mengambil inisiatif belajar kelompok menjadi tiga kelompok karena jumlah murid mencapai 27 orang.
Setiap hari Rahmawati mengaku keliling kampung menemui kelompok murid-muridnya, berangkap pukul 06.30 WIB hingga siang hari pukul 11.00 WIB.
Lama kelamaan karena jarak kelompok jauh, energi terkuras, akhirnya dia mengumpulkan murid di garasi rumahnya. Murid asal Citayeum dimohon untuk diantarkan oleh orangtuanya.