Petani di Kabupaten Majalengka Keluhkan Harga Cabe Terus Merosot

1 September 2021, 13:05 WIB
Petani Keluhkan harag cabe Merah yang terus merosot. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Sejumlah petani cabe merah di Kecamatan Argapura mengeluhkan harga cabe merah dan cabe rawit yang terus merosot hingga mengakibatkan kerugian besar.

Sebagian petani bahkan membiarkan cabe mengering di pohon tidak dipanen dengan alasan jika dipanen tingkat kerugian akan lebih besar.

Dadi petani cabe di Desa Argalingga, Kecamatan Argapura mengatakan, harga jual cabe merah di tingkat petani kini hanya Rp 5.500 hingga Rp 6.000 per kg. Sementara biaya metik mencapai Rp 50.000 setengah hari dan setiap pekerja hanya mampu memetik cabe dibawah 8 kg.

Baca Juga: Saat Terkena Tembakan Peluru dari KKB Papua, Iptu Anton Tonapa Terasa Kram dan Bahkan Sempat Mati Rasa

Ade petani di Sukadana, Kecamatan Argapura mengatakan harga cabe keriting merah miliknya hanya diterima Rp 5.000 di tingkat bandar serta cablak atau cengek acung (cabe rawit cablak) hanya dijual Rp 4.000 per kg.

“Murah sekarang mah, jadi harus dipanen sendiri. Kalau cabe merah tanjung masih lebih mahal dibanding cabe merah biasa, selisihnya mencaai Rp 5.000. Cabe merah biasa Rp 5.500 per kg kalau cabe merah tanjung bisa mencapai Rp 11.000. Sayangnya saya menanam cabe keriting,” ungkap Ade.

Asep Surahmat yang bertani di Desa Sukasari, Kecamatan Argapura berupaya memanen aneka sayuran miliknya di kebun dan membagikannya ke tetangganya di Blok Giriasih, Komplek KPU Majalengka. Cabe, kiciwis, labu siam, pecay dan sejumlah jenis sayuran lainnya dipanen kemudian dikemas plastik dan dibagikan.

Baca Juga: Jennifer Lopez Ceroboh Lupa Melepas Label Harga Jubahnya Ketika Tampil di Venesia, Italia

“Dari pada dijual rugi, mending dibagikan jadi amal,” katanya.

Menurutnya bukan hanya cabe meraah atau cabe domba (cengek domba) yang harganya murah, namun hampir semua jenis sayuran termasuk pecay yang harganya hanya Rp 2.000 per kg, labu siam kecilpun harganya hanya Rp 2.500 per kg, ukuran besar hanya Rp 1.000 per kg.

“Covid berpengaruh besar terhadap harga sayuran. Menjelang bulan Hapit, Rayagung hingga Suro harga sayuran terdongkrak karena banyak yang hajatan. Sekarang sejak pandemi hajatan tidak ada, dampaknya harga cabepun murah. Sementara petani biasanya menanam cabe untuk dipanen pada puncak bulan rayagung , mengejar tingginya kebutuhan untuk hajatan dan harga dipastikan naik. Sekarang malah sebaliknya,” papar Asep.

Baca Juga: Beberapa Mitos Tentang Kolesterol, Pakar Gizi Menjelaskannya Secara Gamblang

Ketua Kelompok Petani Cabe di Kecamatan Argapura, Tatang tarsono membenarkan banyaknya petani yang membiarkan cabenya tidak dipanen karena takut menderita kerugian yang lebih besar.

Cabe dibiarkan mengering tidak dipanen apalagi disiram. Bahkan katanya ada yang mencabuti pohon dan membakarnya, untuk diganti dengan tanaman dengan komoditas lain .

“Punya saya juga dibiarkan kering, dan sebagian di cabuti dibakar. Akan diganti buncis dan kentang,” katanya.

Baca Juga: Viral! Lesty Kejora Diisukan Hamil Duluan, Ayah Billar: Itu Rezeki

Karena harga murah areal tanaman cabepun berkurang, musim tanam tahun lalu areal perkebunan cabe diperkirakan lebih dari 100 hektar, kini hanya setengahnya saja karena pengalaman tahun lalu cabe juga murah dibulan yang sama.

“Pandemi pengaruhnya besar pada sektor pertanian. Sayuran yang biasanya rame untuk persediaan hajatan sekarang sepi, harga anjlok,” ungkap Tatang yang mengaku panen terakhir hanya 64 kg.

Menurutnya tidak ada pangsa pasar lain, karena hampir semua rumah makanpun saat pandemi banyak yang mengurangi pembelanjaan. Pengiriman ke Pasar Induk juga sepi, semua bandar berebut sementara pasar sepi.

Baca Juga: FDA Mengeluarkan Peringatan Agar Tidak Menggunakan Ivermectin untuk Pengobatan Corona

Sementara itu harga cabe merah di tingkat eceran di pasar tradisional kini sebesar Rp 20.000 per kg, cabe Rp 18.000 per kg, cabe merah tanjung mencapai Rp 28.000 per kg.

Yang harganya tengah mahal adalah tomat mencapai Rp 15.000 per kg, kentang juga stabil antara Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kg***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler