Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno Minta Bulog Melelang Stok Beras Digudang, Agar Diganti dengan Beras Baru

- 31 Agustus 2021, 15:18 WIB
Stok beras di gudang Bulog.
Stok beras di gudang Bulog. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno minta Kepala Bulog segera melelang beras disposal yang ada digudang hasil impor di Tahun 2018 dan 2019 agar gudang bisa kosong serta beras bisa diganti dengan kualitas baru dan bisa melaksanakan penyerapan gabah petani.

Beras disposal yang sudah tersimpan bertahun-tahun menurut Sutrisno tidak mungkin lagi bisa dikonsumsi dengan enak seperti halnya beras yang baru berusia setahun apalagi jika dibandingkan  dengan beras premium.

“Beras impor dengan pembelian DN 2018, 2019 sudah  tidak layak dikonsumsi. Lelang ke pasar untuk konsumsi juga sudah tidak mungkin, paling lelangnya ke pabrik pakan atau tepung untuk kue.  Untuk beras turun mutu tergantung kadarnya yang dipengaruhi oleh masa penyimpanan di gudang. Jangankan sudah 2 atau 3 tahun di gudang yang sudah disimpan setahun saja dimakan rasanya beda,” ungkap Sutrisno, Senin 30 Agustus 2021.

Baca Juga: Sri Mulyani Tunggu Putusan Akhir Hakim, Sulit untuk Mengugurkan Ika Sebagai Anak Kandung

Menurut Sutrisno, Bulog  harus segera memikirkan manajemen pengelolaan beras jangan sampai terulang adanya beras disposal seperti sekarang. Karena berdasarkan PP 16 tahun 2016 penugasan pertama Bulog adalah  menjaga stabilias pangan, disana tidak ada penugasan untuk melakukan impor beras.

“Anehnya pada Juli Tahun 2021  dilakukan impor beras sebanyak 242.000  ton. Hal ini didengar oleh banyak pihak, Akibat adanya beras impor akhirnya tidak ada yang bersedia menyerap gabah petani. Kini gabah petani dijual murah karena cadangan beras Bulog tersedia banyak,” ungkap Sutrisno.

Padahal menurutnya berdasarkan keterangan Menteri Pertanian stok beras nasional sangat cukup dan tidak perlu melakukan impor.

Baca Juga: Beberapa Sapi yang Terluka dan Bunting Diselamatkan dengan Helikopter

“Sementara ini Bulog baru terbatas pada menyerapan cadangan pangan pemerintah. Tapi kenapa gabah yang ada di masyarakat tidak diserap untuk CPP, sekarang CPP ini tidak bergulir,  padahal harusnya bergulir ke pasar agar gabah di masyarakat bisa diserap.” ungkapnya.

“Sekarang posisi stok beras 1,16 juta ton di lapangan. Saat saya mengunjungi gudang Bulog beberapa bulan kemarin di Majalengka ada 5.000 ton beras disposal, pertanyaan saya dari 1,16 juta ton itu berapa beras yang sudah disposal, jangan sampai masyarakat yang sudah susah kemudian dapat beras disposal, sementara beras bagus ada,” tambah Sutrisno.

 “Ini juga  menepis jawaban Kepala Bulog yang mengatakan bahwa  beras untuk bansos itu bagus-bagus dan  beras baru. Sementara saya mendapat informasi beras bansos berkutu dan bau apek. Ini terjadi disejumlah desa di Majalengka ,” ujar Sutrisno.

Baca Juga: Sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Wajib Membuat MoU dengan Rumah Sakit dan Puskesmas

Jika beras tersebut terus berada di gudang Bulog, maka ada tiga kerugian, pertama beras akan turun mutu, kedua gudang tidak bisa menampung beras baru. Dengan terus menurunnya kualitas maka nilai akan turun. Makanya, mengapa Bulog tidak minta pemerintah untuk segera dilelang agar gudang bisa kosong.  Karena jika beras masih numpuk tidak mungkin gudang  bisa menampung beras baru.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x