Bupati Majalengka: Dulu Mengusir Penjajah, Sekarang Perang Lawan Virus Corona

17 Agustus 2020, 22:23 WIB
UPACARA peringatan HUT ke-75 kemerdekaan RI di Majalengka diselenggarakan secara sederhana.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON /

ZONA PRIANGAN - Upacara HUT ke-75 kemerdekaan RI yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Majalengka hanya diikuti puluhan orang saja, Senin 17 Agustus 2020.

Demikian juga dengan pasukan pengibar bendera dan peserta upacara hanya diikuti 20 orang, sebagai antisipasi penyebaran Covid-19.

Upacara yang berlangsung di Pendopo ini hanya diikuti peserta yang berasal dari Yonif 321 Raider Galuh Taruna, Kodim 0617 Majalengka, Lanud S. Sukani, Polres Majalengka, serta ASN.

Baca Juga: Ulah Netizen Cukup Kreatif, Indonesia Lahir dari Akronim Nama Wali Sanga, Kok Bisa Pas Ya?

Upacara dihadiri pimpinan dewan, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, pejabat eselon II, III, di lingkungan Pemkab Majalengka.

Turut hadir Ketua TP PKK, Ketua Dharmawanita Persatuan, sejumlah purnawirawan TNI/POLRI, tokoh pejuang 45, pimpinan organisasi masyarakat, sejumlah alim ulama dan tokoh masyarakat.

Pada pidatonya Bupati Majalengka, Karna Sobahi yang juga inspektur upacara mengatakan bahwa momen peringatan kemerdekaan kali ini hadir dengan suasana dan makna yang amat berbeda.

Baca Juga: HUT ke-75 RI Agak Berbeda, Anies: Sekarang Kita Melawan Covid-19

Jika waktu dulu rakyat Indonesia berperang melawan penjajah yang memporak-porandakan tatanan kehidupan bangsa.

Saat ini rakyat dihadapkan dengan perang melawan pandemi virus corona yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dan tidak akan pernah tau kapan berahir.

“Virus ini telah berdampak pada tatanan di segala aspek kehidupan. Maka dari itu kunci awal dalam menuju kemerdekaan saat ini adalah lepas dari kepanikan akibat pandemi virus tersebut,” ungkap Bupati.

Baca Juga: Unik, Jumlah Kawanan Kera di Taman Kalijaga Tidak Pernah Berubah

Disampaikan Bupati, dalam refleksi kemerdekaan ini tidak hanya mengenang jasa para pahlawan terdahulu akan tetapi juga menghargai perjuangan pahwalan garda terdepan yang banyak gugur di medan perang dalam proses pencegahan dan penyembuhan pasien Covid-19.

Semangat kemerdekaan ini dapat ditunjukan dalam tiga aspek perubahan, pertama perubahan pola berfikir, masyarakat harus bisa mengubah cara pikir dari masa bodoh menjadi peduli lingkungan sekitar.

Kedua perubahan pola perilaku, masyarakat harus siap beradaptasi dengan tradisi kebiasaan hidup baru, hal ini bisa dimulai dengan mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Ban Puen Palace, Istana Kerajaan yang Berubah Menjadi Museum

Ketiga perubahan tingkat religiusitas, masyarakat harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

"Untuk itu saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat harus bahu-membahu bekerja sama, tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi juga bersama peduli dan sigap dengan situasi bersama agar pandemi di negeri kita segera mereda," kata Bupati.***

 

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler