Bandung Nyaris Zona Merah, Alun-alun dan Taman di Kota Bandung akan Ditutup

18 November 2020, 15:29 WIB
Akses jalan dari Simpang Jalan Tamblong-Asia Afrika menuju Alun-alun Kota Bandung tertutup di jam-jam tertentu selama masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Tak hanya itu, Alun-alun Cicendo, Regol, Ujungberung, dan sejumlah taman kota juga akan ditutup sementara dan benar-benar terjaga, tidak digunakan warga masyarakat./ZonaPriangan/Didih Hudaya /

ZONA PRIANGAN - Masa pandemi belum ada tanda-tanda akan berakhir, penyebaran Covid-19 terus terjadi.

Saat ini, Kota Bandung ada di zona oranye, namun hanya setahap lagi atau nyaris menuju zona merah.

Atas dasar itu, Pemerintah Kota Bandung berencana memperketat pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Baca Juga: UEFA Nations League: Ferran Torres Gemilang dengan Hattricknya, Siap Saingi Halland

Salah satunya dengan menutup sejumlah ruang publik untuk mencegah kerumunan orang dalam jumlah besar.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna usai Rapat Evaluasi Tim Gugus Tugas tersebut di Balai Kota Bandung, Selasa 17 November 2020.

“Saya akan melapor ke Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung supaya ruang publik di beberapa lokasi, sementara untuk tidak dipakai terlebih dahulu. Semua alun-alun dan taman-taman kita tutup," jelas Ema Sumarna, yang dilansir situs Humas Pemkot Bandung.

Baca Juga: Daftar Harga HP Vivo Terbaru 18 November 2020: Vivo X50 Pro, Vivo V20, V20 SE, Y30, Vivo V15

"Alun-alun Cicendo, Regol, Ujungberung, Asia-Afrika saya mintakan benar-benar terjaga. Jangan dulu digunakan untuk warga masyarakat. Mohon maaf karena itu berpotensi menimbulkan kerumunan,” tegas Ema.

Tak hanya itu, Ema juga meminta para camat dan lurah lebih masif untuk sosialisasi penerapan protokol kesehatan dan penanganan masalah Covid-19. Wajib dilakukan di kesempatan bertemu dengan warga.

Langkah cepat ini perlu dilakukan dengan seluruh gugus tugas dari level kota, kecamatan hingga kelurahan, mengingat situasi terkini mobilisasi masyarakat yang kian tinggi.

Baca Juga: UEFA Nations League: Spanyol Menang Besar Atas Jerman, Swedia Terdegradasi

“Terjadi pergerakan-pergerakan yang harus kita antisipasi,” ujarnya. Selain itu, Ema kembali mengingatkan kepada warga Kota Bandung untuk lebih mewaspadai klaster keluarga.

“Terutama klaster keluarga yang saat ini sudah bergerak pada angka 30 persen. Hal yang menjadi faktor penyebab ini kebanyakan itu dari kontak erat. Misalkan ada orang yang bekerja di wilayah zona merah dan berkontak erat dengan pihak keluarganya,” tuturnya.

Idealnya, tetap laksanakan dengan ketat protokol kesehatan dengan 3MiT. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta tidak berkerumun.

Baca Juga: Presiden Masuki Masa Terberat, Banyak Blunder, Desakan Jokowi Reshuffle Kabinet Kembali Menguat

"Dengan anggota keluarga sekali pun. Interaksi dengan keluarga relatif lebih aman akan tetapi kalau sudah keluar lingkungan keluarga itu suatu keniscayaan, wajib menerapkan 3M1T,” imbau Ema.

Mengenai relaksasi sektor perekonomian, diakui Ema akan mengevaluasinya. Pihaknya akan tegas menerapkan sanksi terhadap pelanggar aturan Perwal AKB.

“Evaluasinya bukan menambah, justru yang sudah ada ini kita evaluasi. Kalau ada pelanggaran kita tindak saja dengan kewenangan di dalam perwal itu sendiri," katanya.

Baca Juga: NIK KTP Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id/bpum Untuk Dapat BLT Rp 2,4 Juta, ini Solusinya

Kota Bandung masih berada zona oranye, tapi nyaris atau sudah mendekat ke arah zona merah.

"Kalau masuk zona merah, maka perwal mutlak harus direvisi karena daya tampung akan kembali menjadi 30 persen. Mari kita berkomitmen dan disiplin. Penegakkan ini harus kita maksimalkan,” pungkasnya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Tags

Terkini

Terpopuler