ZONA PRIANGAN - Dodol keranjang atau dikenal banyak masyarakat dodol cina buatan Iim Gurnadi (67) di Blok Omas, Desa Kadipaten, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka sejak puluhan tahun lalu hingga kini masih membungkus dodol dengan daun pisang dan mampu bertahan hingga berbulan-bulan walaupun tanpa bahan pengawet.
Setiap tahun menjelang Imleh atau hingga beberapa hari usai perayaan Imlek, Iim memproduksi dodol hingga 2,5 ton-3 tonan. Pemesannya berasal dari Bandung dan Majalengka serta Kadipaten.
Malah tahun ini dia tak bersedia memenuhi pesanan dari sebuah perusahaan yang memesan 2 kw per hari.
Alasannya tidak ada tempat untuk penyimpanan bahan baku dan bahan jadi, karena membuat dodol butuh ruang yang cukup luas.
Tingginya pesanan ini karena dodol produk Iim tetap menggunakan bungkus daun pisang dan pencetakannya dengan keranjang tidak menggunakan alumunium sehingga warna dodol dan daun pisang tetap alami, tidak kusam.
Ii menceriterakan dia sudah lebih dari 20 tahunan membuat dodol keranjang berbungkus daun pisang. Semula dia hanya mencoba sebanyak 5 kg tepung dan gula, yang ternyata dodol buatannya diminati banyak orang.
“Tahun berikutnya pesanan banyak, jadi produksi juga ditambah,” ungkap Iim warga keturunan Tionghoa yang memiliki 4 orang pekerja kesemuanya orang sunda.Diapun menikah dengan orang sunda Yeni Andriyani yang kini mengajar di sebuah SD Negeri di Kadipaten.