Hanya sebagian kecil yang diedarkan oleh warga setempat ke beberapa orang Tionghoa yang juga memesan barang lewat pedagang kue keliling.
Baca Juga: Netizen Merasa Ngeri, Buaya Raksasa Menyerang Putra Steve Irwin, Hampir Saja…
Produksi dodol dimulai sejak dua bulan menjelang Imlek hingga puncak hari raya. Untuk memenuhi seluruh pesanan tersebut setidaknya harus diproduksi sebanyak 300 keranjang per hari.
“Sekarang mah setelah Imlek masih ada yang pesan jadi terpaksa produksi lagi,” ungkapnya yang menyebut kegiatannya adalah panen tahunan, karena kesehariannya Iim berjualan sandal dan sepatu di pasar malam.
Dodol buatan Iim ini bisa bertahan lama hingga berbulan-bulan bahkan setahun asal disimpan di tempat kering.
Baca Juga: Beli Mobil Baru? Tunggu Maret, Harga Bisa Turun Puluhan Juta karena Bebas PPnBM
Walaupun prosesnya juga sangat tradisional. Pertama beas ketan dibersihkan, kemudian direndam kurang lebih satu jam dan kembali dikeringkan untuk dibuat tepung.
Tepung diayak kembali dengan kalo kemudian di jemur hingga kering agar gula merah dan putih menyerap sehingga manisnya terasa legit.
Jika kurang kering maka kadar air akan tinggi dan rasa manisnya tidak akan begitu legit.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek di Masa Pandemi Covid-19, Bisa BagiBagi Angpao Lewat Aplikasi Mobile Ini