Cap Go Meh Selalu Ada Lontong Opor, Telur, Mi, dan Bacang, Ini Sejarah dan Maknanya

- 27 Februari 2021, 08:06 WIB
Umat Buddha melaksanakan sembahyang di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka.*
Umat Buddha melaksanakan sembahyang di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka.* /zonapriangan.com /Rachmat Iskandar ZP

Beras ketan yang dikenal lengket melambangkan setiap orang harus teguh pada ajaran Tuhan Yang Maka Kuasa.

Bacang isi daging cincang, melambangkan bahwa daging di masak apapun, atau digiling dan dikerat seperti apapun rasanya tetap daging.

Baca Juga: Hindari Kematian, saat Mandi Jangan Asal Siram, Begini Cara yang Benar dan Sehat

“Sedangkan bacang dibungkus daun bambu karena bambu tidak mengenal musim, tidak ada musim gugur tidak ada musim semi. Bambu tidak mengenal musim daunnya tak pernah gugur seperti pohon-pohon lainnya,” katanya.

Buah-buahan yang dipersembahkanpun harus selalu ada, setidaknya jeruk yang melambangkan kebijaksanaan, apel melambangkan kemuliaan hati, buah berwarna hijau melambangkan kesehatan.

Itu juga melambangkan lima unsur logam, kayu, air, tanah dan api. Logam dilambangkan dengan jeruk yang berwarna orange.

Baca Juga: Warga Cirebon Selalu Terkejut dan Penasaran jika Melihat Lima Anak Kembar Muncul Bersamaan

Kayu berwarna hitam dilambangkan dengan manggis atau anggur, air yang putih dilambangkan dengan buah pir, serta api yang merah dilambangkan dengan apel merah.

“Semua ajaran bermakna untuk kebaikan manusia, teguh pendirian, selalu berbuat baik, sabar, jangan lepas dari ajaran Tuhan dan jika memohon, maka memohonlah pada Tuhan Yang Maha Kuasa,” ungkap Edhy.***

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah