Petani di Kabupaten Majalengka Keluhkan Harga Cabe Terus Merosot

- 1 September 2021, 13:05 WIB
Petani Keluhkan harag cabe Merah yang terus merosot.
Petani Keluhkan harag cabe Merah yang terus merosot. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

Menurutnya bukan hanya cabe meraah atau cabe domba (cengek domba) yang harganya murah, namun hampir semua jenis sayuran termasuk pecay yang harganya hanya Rp 2.000 per kg, labu siam kecilpun harganya hanya Rp 2.500 per kg, ukuran besar hanya Rp 1.000 per kg.

“Covid berpengaruh besar terhadap harga sayuran. Menjelang bulan Hapit, Rayagung hingga Suro harga sayuran terdongkrak karena banyak yang hajatan. Sekarang sejak pandemi hajatan tidak ada, dampaknya harga cabepun murah. Sementara petani biasanya menanam cabe untuk dipanen pada puncak bulan rayagung , mengejar tingginya kebutuhan untuk hajatan dan harga dipastikan naik. Sekarang malah sebaliknya,” papar Asep.

Baca Juga: Beberapa Mitos Tentang Kolesterol, Pakar Gizi Menjelaskannya Secara Gamblang

Ketua Kelompok Petani Cabe di Kecamatan Argapura, Tatang tarsono membenarkan banyaknya petani yang membiarkan cabenya tidak dipanen karena takut menderita kerugian yang lebih besar.

Cabe dibiarkan mengering tidak dipanen apalagi disiram. Bahkan katanya ada yang mencabuti pohon dan membakarnya, untuk diganti dengan tanaman dengan komoditas lain .

“Punya saya juga dibiarkan kering, dan sebagian di cabuti dibakar. Akan diganti buncis dan kentang,” katanya.

Baca Juga: Viral! Lesty Kejora Diisukan Hamil Duluan, Ayah Billar: Itu Rezeki

Karena harga murah areal tanaman cabepun berkurang, musim tanam tahun lalu areal perkebunan cabe diperkirakan lebih dari 100 hektar, kini hanya setengahnya saja karena pengalaman tahun lalu cabe juga murah dibulan yang sama.

“Pandemi pengaruhnya besar pada sektor pertanian. Sayuran yang biasanya rame untuk persediaan hajatan sekarang sepi, harga anjlok,” ungkap Tatang yang mengaku panen terakhir hanya 64 kg.

Menurutnya tidak ada pangsa pasar lain, karena hampir semua rumah makanpun saat pandemi banyak yang mengurangi pembelanjaan. Pengiriman ke Pasar Induk juga sepi, semua bandar berebut sementara pasar sepi.

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x