Berantas Hama Tikus, Petani Gelar Aksi Gropyokan

- 4 November 2021, 16:00 WIB
gerakan pengendalian  hama tikus melalui aksi gropyokan yang dilakukan petani di Kabupaten Majalengka.
gerakan pengendalian hama tikus melalui aksi gropyokan yang dilakukan petani di Kabupaten Majalengka. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Para petani di Desa Pasiripis, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka lakukan gropyokan untuk membasmi tikus yang pada musim tanam rendeng selalu menyerang tanaman padi dengan sangat ganas. Serangan tikus kali ini sudah mulai merusak lahan persemaian milik petani, Rabu 3 November 2021.

Dari hasil gropyokan yang juga memanfaatkan anjing serta emposan diperoleh ratusan tikus besar dari pematang sawah dan tanggul saluran air yang biasa menjadi tempat bersarang tikus. Hasil perolehan tikus mati di berikan insentif sebesar Rp 5.000 per ekor oleh Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana asal Pasiripis yang juga suami dari Kepala Desa.

Menurut keterangan salah seorang Ketua Kelompok Tani, Bambang, gropyokan dilakukan untuk mengurangi ancaman gagal panen akibat serangan tikus yang biasanya tikus lebih banyak menyerang disaat musim tanam rendeng. Serangan tikus biasa mengganas karena diduga dimusim kemarau tikus-tikus kekurangan makan karena lahan sawah semua tidak ditanami.

Baca Juga: Menteri LHK Siti Nurbaya: Penebangan Hutan Tidak Boleh Dihentikan Demi Pembangunan yang Sedang Berlangsung

“Begitu rendeng dan persemaian dibuat tikus langsung menyerang saat malam hari, serangan bisa terjadi hingga bibit ditanam dan berbuah. Aplagi jika kondisi sawah tidak berair,” ungkap Bambang Ketua Kelompok Tani Saleber yang total arealnya mencapai 115 hektaran.

Warna, petani yang persemaiannya diserang tikus mengatakan, dirinya hampir akan menyemai ulang karena bibit padi yang baru disemai rusak. Namun semai ulang urung dilakukan karena gropyokan dilaksanakan lebih awal dan tikus banyak yang mati, dengan demikian diharapkan persemaiannya bsia selamat.

Kepala Penyuluh Lapangan Kecamatan Kertajati Ali Imron mengatakan, gropyokan biasa dilakukan para petani di wilayahnya setiap musim tanam rendeng untuk mencegah serangan tikus. Ketika kemarau tikus kekurangan makan dan ketika mulai tanam bisa langsung menyerang.

Baca Juga: Said Didu: Perusahaan Bisnis PCR Sudah Dibentuk Sejak April 2020

Gropyokan dilakukan di dua areal di Desa Pasiipis meliputi Blok Sepat beres dan Saleber seluas 155 hektaran meliputi tiga kelompok tani. Sedangkan total areal sawah di Desa Pasiripis mencapai 497 hektare. Gropyokan dilakukan secara bergilir melibatkan seluruh anggota kelompok petani dan warga lainnya, ada juga yang membawa anjing pelacak agar memudahkan dan mempercepat penemuan sarang tikus.

Kali ini setiap ekor tikus yang ditangkap petani diganti dengan uang sebesar Rp 5.000 per ekor oleh Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana yang juga terjun langsung bersama petani melakukan gropyokan.

Wakil Bupati Tarsono mengungkapkan, gropyokan adalah agenda rutin yang dilakukan para petani untuk menghindari ancaman gagal panen akibat serangan tikus. Gropyokan dilakukan sebelum memulai masa tanam atau masih proses penggarapan sawah. Gropyokan ini bisa merusak pematang karena akan menggali pematang sawah dimana tikus bersarang, dengan demikian pematang bisa diperbaiki kembali sambil menggarap lahan.

Baca Juga: Perusahaan Israel Pembuat Pegasus Masuk Daftar Hitam oleh AS karena Menjual Spyware

Soal imbalan bagi petani sebesar 5.000 untuk satu ekor tikus menurut Tarsono, itu adalah untuk penyemangat bagi para petani agar lebih giat membasmi tikus agar panen bisa melimpah.

“Tikus sulit lebih sulit dibasmi dibanding hama lainnya. Cara memasmi yang paling epektif hanya dengan cara gropyokan atau menggunakan emposan dengan menyusuri setiap lubang tikus, dan menagsapnya,” kata Wakil Buapati Tarsono.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x