ZONA PRIANGAN - Saat hadir dalam channel youtube Refly Harun yang diunggah Kamis 2 Desember 2021, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan tindakan penghalangan reuni 212 sangat menyayangkan.
Menurut Rocky, penghalang-halangan kegiatan ini sudah tersusun rapi sejak jauh-jauh hari.
Intelijen-intelijen juga banyak dilibatkan untuk memuluskan pembubaran reuni ini.
Baca Juga: Rizal Ramli: Saya Pernah Perintahkan Luhut Binsar Pandjaitan Untuk Turunkan Harga Minyak Goreng
Baca Juga: Untuk Menekan Penularan Virus Corona Omicron, Amerika Serikat Gratiskan Tes Covid-19 di Rumah
Intelijen sendiri dianggap dikerahkan karena reuni 212 dianggap tengah berupaya menggedor kekuasaan lewat isu-isu yang ingin disuarakan.
"Jadi jelas publik pun tahu, pemetaan 212 tidak bisa dilenyapkan, buktinya kekuasaan masih cemas terhadap reuni 212, Jika tidak ada kekerasan kenapa harus ditakuti,"kata Rocky.
Reuni 212 memang masih dianggap oleh pemerintah sebagai acara yang dihelat kelompok yang berbahaya. Sehingga mereka kemudian diupayakan untuk dilemahkan.
Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa: Kurun Waktu 10 Tahun, 1.826 Prajurit Terinfeksi HIV-AIDS
Baca Juga: Kapal Perang Amerika Serikat dan Kanada Masuk Selat Taiwan Abaikan Peringatan China
Sehingga wajar kata Rocky Gerung jika publik menganggap Istana seolah menempatkan Islam sebagai musuh bebuyutan.
Padahal, baik Kapolri, Panglima, dan KSAD yang baru menginginkan adanya rasa damai.
“Jadi Istana cemas dengan reuni 212. Karena reuni ini bisa mengakumulasi isu yang terjadi belakangan, seperti Omnibus Law, Habib Rizieq Shihab, dan lainnya, menjadi isu kemanusiaan dan keadilan. Dan akumulasi isunya jadi tinggi untuk mendeligitimasi kekuasaan,” tambah Rocky Gerung.***