Sehingga pengujian bisa dilakukan tersendiri di masing-masing pasar dan dilakukan secara berkala.
“Sebanyak 33 pasar secara teknis mempunyai mini lab, jadi mereka bisa melakukan tes sendiri. Ada 7 alat untuk memeriksa kehalalan, kesehatan dan keamanan. Itu bisa dilakukan dengan cepat dalam waktu beberapa menit hasilnya bisa diperoleh,” terang Gin Gin.
Gin Gin menuturkan, hasil dari pemeriksaan di mini lab ini kemudian dimasukan ke dalam aplikasi bernama e-wasmut
Sehingga pengawasan mutu ini bukan hanya terdokumentasi secara rapih, namun juga terpublikasikan.
“Kemudian dari situ pelaporan hasil sebagai kinerja pemerintah termasuk publik bisa lihat dari hasil pemeriksaan lanjutan itu. Kita punya aplikasi e-wasmut. Jadi satu paket pemeriksaan dilakukan pengawasan ini dianggap jadi satu inovasi,” jelasnya.
Gin Gin mengungkapkan pihaknya juga memiliki Satuan Tugas (Satgas) pemeriksa pangan yang siap terjun ke lapangan.
Tim ini berbekal sebuah mobil berisi mini lab mobile serta 5 unit sepeda motor untuk memudahkan pergerakan dan mempercepat respon temuan di lapangan.
“Setiap saat melakukan dan memastikan bahwa pangan yang beredar aman. Kadang kita membeli sampel, seperti kasus jamur enoki. Kita langsung periksa,” ujarnya.***