Peringati Hari Puisi, Dewan Kesenian Indramayu Gelar Diskusi Sastra

- 27 Juli 2020, 01:40 WIB
DEWAN Kesenian Indramayu (DKI) Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan diskusi sastra dalam memperingati Hari Puisi, Mingu 26 Juli 2020.*/HERI SUTARMA
DEWAN Kesenian Indramayu (DKI) Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan diskusi sastra dalam memperingati Hari Puisi, Mingu 26 Juli 2020.*/HERI SUTARMA /

ZONA PRIANGAN - Dewan Kesenian Indramayu (DKI) Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan diskusi sastra dan pembacaan puisi yang diikuti oleh para pegiat seni setempat.

Kegiatan tersebut dalam rangka hari puisi Indonesia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli.

Kegiatan insan seni itu digelar di gedung kesenian Mama Sugra Indramayu dengan tema "Puisi yang Menyatukan".

Baca Juga: Para Dokter di Inggris Menyarankan Bersepeda untuk Menangkal Krisis Obesitas

Dalam kegiatan diskusi sastra dan baca puisi itupun menghadirkan para pegiat sastra yakni Acep Syahril dan Supali Kasim.

Sedangkan jawara sastra lainnya Yohanto A Nugraha alias Mas Abuk tidak ikut dalam kegiatan dikarenakan kondisi kesehatannya sedang menurun.

Meski demikian hadir pula tokoh muda Indramayu sekaligus praktisi hukum Toni RM,SH.,MH., yang merupakan penasehat hukum salah satu komunitas seniman Indramayu.

Baca Juga: Lelucon Monica Lewinsky Menjadi Viral di Twitter

Acep Syahril mengatakan, peringatan hari puisi Indonesia pada tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena dilaksanakan di saat pandemi Covid-19 yaitu pada masa transisi menuju new normal/adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Dengan menyatukan puisi dalam berbagai aktivitas, kami menyuarakan berbagai perasaan mewakili kepanikan, ketakutan, keterpurukan dan kejatuhan masyarakat Indonesia di tengah-tengah wabah Covid-19," ujar Acep Syahril, Minggu 26 Juli 2020.

Di sisi lain puisi dapat menyatukan pemikiran tentang sebuah persoalan dalam konteks Sosio-Kultural serta dokumentasi perjalanan peradaban manusia saat ini di tengah-tengah pandemi Covid-19.

batu Baca Juga: Legenda Batu Ampar dan Balai Kambang Condet yang Dibangun Cuma Semalam

Kekuatan kata yang diusung para penyair juga merupakan bentuk dukungan moril terhadap situasi pandemi.

Di saat yang sama, Supali Kasim, yang merupakan salah satu pembicara pada acara diskusi sastra dalam rangka peringatan hari puisi Indonesia yang diselenggarakan dewan kesenian Indramayu menyayangkan atas adanya kemunduran sebuah karya puisi di tengah kehadiran teknologi saat ini.

"Era teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah menumbuh suburkan media sosial, begitu pula jumlah penerbitan buku. Sekarang di media sosial setiap hari atau setiap jam atau setiap menit bisa mengunggah puisi," katanya.

Baca Juga: Cirebon Pernah Penuh Sesak oleh 200.000 Pelayat saat Pemakaman Majoor Tan Tjin Kie

Namun ironisnya seakan-akan tak ada jaring, waring atau alat saring sama sekali, sambung Supali Kasim, tumbuh suburnya penerbitan buku beriringan pula dengan longgarnya pengeditan buku.

Supali Kasim berharap pergelaran sastra yang dilakukan dewan kesenian Indramayu dapat dilakukan secara rutin agar tidak terjebak sebatas formalitas peringatan hari puisi.

Sementara itu salah satu audiensi, Nono Haryono, sangat mengapresiasi pergelaran peringatan hari puisi Indonesia yang diselenggarakan oleh dewan kesenian Indramayu.

Baca Juga: Desa Trusmi Kulon Jadi Klaster Baru Covid-19, 16 Warga Dibawa ke RS Arjawinangun

Kegiatan diskusi sastra dan baca puisi ini perlu di apresiasi sehingga kedepannya bisa menjadi kegiatan rutin.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah