Peternak Majalengka Kesulitan Bibit Ayam Petelur

- 16 September 2020, 17:01 WIB
Peternak ayam petelur di Kadipaten telah kekurangan bibit ayam petelur sejak awal bulan Juni./Tati Purnawati/Kabar Cirebon
Peternak ayam petelur di Kadipaten telah kekurangan bibit ayam petelur sejak awal bulan Juni./Tati Purnawati/Kabar Cirebon /

ZONA PRIANGAN - Sejumlah peternak ayam petelur di Majalengka mengeluhkan sulitnya memperoleh anak ayam DOC (day old chiCken) ataupun pulet (anak ayam menjelang bertelur), hingga mereka harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkannya, itupun harus berebut dengan peternak lain.

Eman Sulaeman salah seorang peternak ayam petelur di Kadipaten mengaku telah kekurangan bibit ayam petelur sejak awal bulan Juni kemarin. Biasanya dia mengambil ayam usia 16 minggu dari PT Lestari di Cihaur. Namun belum bisa dipenuhi karena permintaan harus antri dengan peternak lain.

“Pada awal Mei sebetulnya sudah mengajukan permohonan, namun hanya bisa terpenuhi setengahnya dari permintaan karena katanya peternak lain sudah lebih dulu mengajukan permintaan dan jumlahnya jauh lebih banyak, awal Juni kembali menanyakan untuk memohon tambahan,” kata Eman yang sudah lebih dari 5 tahun menjadi peternak ayam petelur.

Baca Juga: Empat Pemain Diklat Persib Naik Kelas ke Senior

Hal yang sama disampaikan Tini, yang juga telah memesan ayam usia 3 bulanan, namun juga belum bisa dipenuhi sehingga dia terpaksa mempertahankan ayam yang sudah hampir lanjut usai lebih dari dua tahunan karena pengganti ayam baru belum datang.

“Ketika tanya produsen, antrian tiga bulan kebelakang juga belum bisa dipenuhi seluruhnya. DOC datang Desember itu untuk memenuhi permintaan bulan April,” katanya.

Menurut mereka harga ayam usia 16 minggu ini biasanya dibeli dengan harga Rp 80.000. Sedangkan untuk DOC per dus isi 100 seharga Rp 600.000.

Baca Juga: Manjakan Pengunjung, 40 Charging Station Hadir di Obyek Wisata Pangandaran

“Hanya biasanya para peternak ini memilih usia 16 mingguan yang sudah divaksin sehingga lebih aman dipelihara,” ungkap Eman.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah disertai stafnya Siti Norini membenarkan keluhan para petarnak dan keterlambatan memperoleh bibit ayam. Kondisi tersebut diantaranya akibat adanya keterlambatan pasokan DOC dari Jakarta ataupun Bekasi karena pengaruh Covid .

“Hampir semua peternak mengambil pulet dari seorang pengusaha di Cihaur. Hanya sekarang pasokan DOC terhambat oleh Covid, transportasi sulit juga banyak produsen DOC yang mengalami penurunan produksi bahkan gulung tikar akibat Covid ini,” ungkap Iman.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Lowongan Kerja Mengatasnamakan PLN

Tak heran menurutnya, jika kini para peternak ayam petelur kesulitan bibit dan harus mengantri berbulan-bulan lamanya. Belum ada solusi yang tepat bagi para peternak ayam petelur ini selama Covid masih terus merebak.

Perusahaan penyalur DOC atau pulet di Majalengka belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan peternak yang setiap bulan katanya menyalurkan lebih dari 35.000 ekor bibit ayam atau pulet dengan DOC yang didatangkan dari wilayah Jakarta dan Bekasi.

Di Kabupaten Majalengka sendiri kini menurut Rini panggilan akrab Siti Norini ada sekitar 42 peternak ayam petelur, yang sebagian diantaranya memelihara dalam jumlah banyak mencapai 7.000 hingga 12.000 ekor. Bahkan ada yang mencapai 40.000 ekor.

Baca Juga: Penebangan Pohon Membuat Hutan Gunung Jukut Jadi Gundul, Kawasan Nunuk Rawan Longsor

M Iqbal MI pengusaha ayam petelur lainnya di Majalengka mengungkapkan, kualitas telur ayam dari Majalengka jauh lebih bagus dibanding telur ayam asal Jawa Tengah ataupun Jawa Timur. Kulit telur lebih tebal dan lebih tahan lama.

Hal ini karena peternakan ayam di Majalengka rata-rata berada di kawasan dengan suhu udara dingin sedangkan di wilayah lain dipelihara pada suhu panas, sehingga kulit telur lebih tipis.

“Pernah ada penelitian kulit telur dari Majalengka ini lebih tebal sehingga tidak mudah busuk seperti telur dari luar kota. “ ungkap M Iqbal yang memproduksi telur per hari mencapai lebih dari 18 kwintal.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah