Tsunami Setinggi 20 Meter Baru Sekadar Informasi, Warga di Pantai Selatan Diliputi Rasa Mencekam

- 28 September 2020, 14:03 WIB
ILUSTRASI bencana tsunami.*
ILUSTRASI bencana tsunami.* /zonapriangan.com/PIXABAY

ZONA PRIANGAN - Warga di beberapa wilayah Jawa Timur yang menerima informasi tsunami setinggi 20 meter diliputi rasa yang mencekam.

Sebelumnya beredar kabar bakal terjadi tsunami di zona megathrust bagian selatan pulau Jawa.

Tak urung Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) pun mengingatkan agar pemerintah daerah (pemda) melakukan antisipasi.

Baca Juga: Tsunami Setinggi 20 Meter di Selatan Jawa, Bamsoet: Pemda Harus Lakukan Antisipasi

Di Jawa Barat, rasa mencekam itu mulai dirasakan warga Pangandaran, karena mereka pernah punya pengalaman yang menakutkan dari tsunami.

Artikel ini sebelumya sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Resah Tsunami 20 Meter dan Gempa Megathrust, Pemilik Hotel: yang Mau Menginap Pada Pulang Lagi".

Ditambah lagi, kejadian hari ini ada getaran gempa yang melanda Pangandaran, walau tidak menimbulkan kepanikan.

Baca Juga: Pangandaran Kembali Diguncang Gempa, Masyarakat Tidak Terlalu Panik

Di sisi lain, para pelaku wisata di Pangandaran mengeluhkan beredarnya informasi bakal terjadinya tsunami setinggi 20 meter.

Mereka khawatir bakal terjadi penurunan untuk kunjungan wisatanya ke Pangandaran.

Seperti yang disampaikan oleh Mohammad Yusuf pemilik hotel di objek wisata pantai Pangandaran.

Baca Juga: Muslim Azerbaijan dan Kristen Armenia Bentrok Lagi, Belasan Orang Tewas

Dia mempertanyakan kebenaran informasi bahwa di perairan laut bagian selatan pulau Jawa akan terjadi gempa bumi berkekuatan besar dan menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 20 meter.

"Soalnya tamu yang mau menginap pada pulang lagi setelah mendengar informasi yang ditayangkan melalui media sosial," ujar Yusuf, Minggu, 27 September 2020.

Di tempat terpisah Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Pangandaran Untung Saeful Rachman menanggapi terkait informasi tersebut yang tengah beredar saat ini khususnya di kalangan pelaku usaha wisata.

Baca Juga: Guru SMKN 8 Bandung, Deden Bhakti Wakili Jawa Barat dalam Kontes Kreativitas Pembelajaran

Diungkapkan Untung, saat ini memang mulai dirasakan terjadinya penurunan kunjungan ke beberapa obyek wisata di Pangandaran ketimbang kunjungan setelah dibukannya objek wisata pada saat diberlakukannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pandemi Covid-19.

"Sebenarnya informasi adanya potensi gempa bumi dan tsunami itu sudah lama beredar," kata Untung.

Hanya saja dirinya menilai, penurunan kunjungan wisata bukan hanya terkait informasi itu saja, juga bersamaan dengan dimulainya kegiatan belajar mengajar tatap muka di sejumlah daerah dan diberlakukan PSBB di Jakarta.

Baca Juga: Update Harga Emas Senin 28 September 2020, Anjlok Cukup Lumayan Dibanding Minggu Sebelumnya

"Apalagi pak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan untuk sementara menutup dahulu kunjungan dari luar Jawa Barat kaitan dengan PSBB tadi," ujar Untung.

Adanya potensi gempa kuat di zona Megathrust di selatan Pulau Jawa itu merupakan hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini.

"Diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami," ujar Kepala Statsiun Geologi BMKG Bandung Toni Agus Wijaya melalui pesan WhatsAppnya, Minggu, 27 September 2020.

Baca Juga: Pembuang Sampah Sembarangan Didoakan Miskin Sampai Tujuh Turunan

Toni melalui rilisnya yang disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami BMKG Dr. Daryono menegaskan, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk melakukan antisipasi.

Masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

Toni mengatakan, BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil kajian tersebut.

Baca Juga: Waduk Jatigede, Kesurupan Massal dan Kuburan yang Ditenggelamkan

"Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," ujarnya.(Agus Kusnadi/Kabar Priangan)***

 

 

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x