Kabupaten Majalengka Daerah dengan Kasus Stunting Sangat Rawan, Terus Diupayakan untuk Mengatasinya

- 3 November 2020, 21:25 WIB
Foto ilustrasi anak dan pertumbuhannya./PIXABAY
Foto ilustrasi anak dan pertumbuhannya./PIXABAY /

ZONA PRIANGAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka mengklaim angka stunting di Kabupaten Majalengka turun signifikan bila dibanding tahun 2018 lalu yang mencapai 36,7 persen dari jumlah balita sebanyak 9.296 orang anak.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Alimudin saat rapat koordinasi pencegahan dan penanggulangan stunting di sebuah hotel di Majalengka, Selasa 3 November 2020, seperti dilaporkan oleh wartawan ZonaPriangan, Tati.

Disampaikan Alimudin, jumlah penderita stunting saat ini tinggal sebesar 7,8 persen dari jumlah balita yang tercatat sebanyak 9.296 di Tahun 2018 atau tinggal sebanyak 725 orang saja dari jumlah penderita di tahun 2018 sebanyak 3.347 balita.

Baca Juga: Jadwal Lokasi SIM Keliling Kota Bandung, Rabu 4 November 2020, Berikut Biaya dan Persyaratan

Penurunan angka ini dilakukan melalui beragam upaya diantaranya lewat program Pemberian Makan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan balita, agar ibu hamil bisa melahirkan anak dalam kondisi sehat serta anak bisa tumbuh kembang dengan sehat pula. Serta pemberian vitamin kepada anak remaja.

Meski demikian kini pihaknya terus berupaya mengurangi jumlah kasus, yang kasusnya akan terus termonitor lewat Posyandu yang dilakukan setiap bulan di tiap RT dan RW karena di sana balita di timbang serta diukur tinggi badannya.

Sekertaris Daerah Kabupaten Majalengka Eman Suherman pada acara tersebut menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak, pertumbuhan tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Berdasar data WHO Indonesia termasuk dalam kondisi darurat stunting dan Majalengka salah satu penyumbangnya.

Baca Juga: Akhirnya Pohon Jati Pereket di Kertajati Dicabut, Ditonton Warga yang Takjub Karena Jati Tak Berakar

“Kabupaten Majalengka menjadi daerah dengan kasus stunting atau anak bertubuh pendek sangat rawan. Karena selama ini banyak masyarakat mengalami gizi buruk berkepanjangan (malnutrisi kronis) dan ditambah beberapa faktor yang mengakibatkan stunting.” ungkap Seda.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x