ZONA PRIANGAN - Taylor Fravel, pakar kebijakan senjata nuklir China mengatakan, Negara Komunis itu dengan mudah menghancurkan pertahanan Amerika Serikat.
Itu terkait dengan kebijakan China yang mengembankan kendaraan luncur hipersonik yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.
Fravel menuturkan, kendaraan luncur hipersonik China itu terbang pada lintasan yang lebih rendah dan dapat bermanuver dalam penerbangan.
"Dengan kondisi seperti itu, kendaraan luncur hipersonik China itu sulit dilacak dan dihancurkan."
Dia memperingatkan akan "mengganggu stabilitas" jika China sepenuhnya mengembangkan dan mengerahkan senjata semacam itu.
Dua orang yang akrab dengan uji coba rudal itu mengatakan, senjata itu, secara teori, bisa terbang di atas Kutub Selatan.
Baca Juga: Sengketa Kepulauan Kuril: Rusia Lepaskan 10 Rudal ke Laut Jepang, Bisa Memicu Perang Dunia Ketiga
Dan ini akan menimbulkan tantangan besar bagi militer AS karena sistem pertahanan misilnya difokuskan pada rute Kutub Utara.
Meskipun Pentagon tidak mengomentari langsung laporan tersebut, juru bicara John Kirby mengatakan: "Kami telah memperjelas kekhawatiran terhadap China."
"China terus mengejar kemampuan militernya, kemampuan yang hanya meningkatkan ketegangan di kawasan dan sekitarnya," ucapnya yang dikutip The Sun.
Baca Juga: Tentara Iran Latihan Perang, Uji Coba Rudal Khordad saat Hubungan dengan Amerika Serikat Menegang
"Itulah salah satu alasan mengapa kami menganggap China sebagai tantangan langkah nomor satu kam," tambahnya.
Juru bicara kedutaan China Liu Pengyu mengatakan pembangunan militer China tidak menargetkan negara tertentu dan selalu mengejar kebijakan militer yang bersifat defensif.
Liu berkata: "Kami tidak memiliki strategi global dan rencana operasi militer seperti yang dilakukan AS."
"Dan kami sama sekali tidak tertarik untuk melakukan perlombaan senjata dengan negara lain," tambahnya.
"Sebaliknya, AS dalam beberapa tahun terakhir telah membuat alasan seperti 'ancaman China' untuk membenarkan ekspansi senjata dan pengembangan senjata hipersoniknya," ujar Liu.***