ZONA PRIANGAN - Para ilmuwan telah mengembangkan e-Nose atau hidung elektronik baru yang mampu mengendus tanda-tanda molekuler dari kanker pankreas dan ovarium yang sulit dideteksi dalam uap yang berasal dari sampel darah.
Tes berbasis bau baru bergantung pada algoritma pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi kombinasi unik dari senyawa organik yang mudah menguap, atau VOC, dalam uap yang keluar dari sampel plasma darah.
Di laboratorium, teknologi tersebut mampu mendeteksi dan mengidentifikasi sel kanker yang sulit ditangkap dengan akurasi 95 persen.
Para peneliti dijadwalkan untuk merinci kemampuan diagnostik teknologi pada 4 Juni 2021 pada pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology.
Meskipun teknologi uji bau masih dalam tahap awal, pengembangnya menyarankan perangkat ini memiliki potensi besar.
"Data menunjukkan kami dapat mengidentifikasi tumor ini pada tahap lanjut dan ini awal yang menarik," kata pemimpin peneliti A. T. Charlie Johnson dalam rilis berita, seperti dikutip ZonaPriangan dari laman UPI.com, 1 Juni 2021.
"Jika dikembangkan dengan tepat untuk pengaturan klinis, ini berpotensi menjadi tes yang dilakukan pada pengambilan darah standar yang mungkin menjadi bagian dari fisik tahunan Anda," kata Johnson, seorang profesor fisika dan astronomi di University of Pennsylvania.