Mereka juga menerima data dari rangkaian titik pelampung global di seluruh samudera yang disebut Argo, yang memberikan estimasi kecepatan pemanasan samudera.
Sekitar 90 persen kelebihan energi dari ketidakseimbang ini acapkali terserap ke dalam samudera.
Baca Juga: Penderita Hiperinsulinisme: Ini Bayi Ajaib, Baru Lahir Rambutnya Sudah Gondrong
Sehingga perubahan dalam panas samudera bisa menjadi indikator untuk mencocokan seluruh kecenderungan radiasi yang datang dan pergi.
Untuk melihat faktor-faktor utama di belakang ketidakseimbangan ini, para ilmuwan menggunakan metode melihat perubahan awan, uap air, kontribusi untuk jejak gas dan output cahaya dari Matahari.
Mereka menemukan bahwa penggandaan ketidakseimbangan ini adalah bagian dari meningkatnya dalam gas-gas rumah kaca sehingga Bumi menjadi semakin panas.
Baca Juga: Euro 2020: Billy Gilmour Positif Covid-19 Sempat Memeluk Mason Mount, Timnas Inggris Sempat Panik
Meningkatnya penguapan air juga berkontribusi menjebak lebih banyak radiasi gelombang panjang untuk bisa keluar.***