Google Maps Secara Misterius Mengaburkan Foto Pulau Nuklir di Samudera Pasifik

- 29 September 2021, 21:16 WIB
Google Maps menyensor gambar atol Polinesia Prancis.*
Google Maps menyensor gambar atol Polinesia Prancis.* /Google Maps/

ZONA PRIANGAN – Sebuah pulau karang (atol) Polinesia Prancis secara misterius dikaburkan setengah dari citra satelit di Google Maps.

Bekas situs uji coba senjata nuklir Prancis di Moruroa tersebut muncul di peta Google hanya meninggalkan sisi kirinya yang jelas bisa dilihat.

Setengah lagi dari pulau tersebut ditutupi oleh gumpalan blur biru yang menyembunyikan apa yang terjadi di baliknya.

Baca Juga: Reaktor Yongbon Aktif Kembali, Dukung Produksi Senjata Nuklir Korea Utara Sebesar 25 Persen

Tidak jelas mengapa atol tersebut tidak bisa dilihat lewat citra satelit Google Maps, tetapi diperkirakan karena keberadaan pasukan Prancis yang memastikan keamanan bekas situs uji coba nuklir tersebut.

Moruroa, bersama atol Fangataufa di Polinesia Prancis, menjadi situs untuk 193 uji coba nuklir yang dilakukan pemerintah Prancis antara 1966 dan 1996.

Percobaan itu termasuk 41 tes di atmosfer hingga 1974 yang menyebabkan penduduk setempat terpapar dengan tingkat radiasi yang tinggi.

Baca Juga: Ada Tiga Jenis Nafsu pada Manusia, Cuma Nomor 3 yang Harus Dihindari

Menurut Greenpeace, ledakan di pulau tersebut mencemari perairan hingga ke Peru dan Selandia Baru, selain juga mengisap seluruh air di laguna tersebut.

Uji coba di situs tersebut dihentikan oleh Presiden Prancis kala itu, Jacques Chirac pada 1996, saat ia memerintahkan membongkar peralatan uji nuklir di tengah protes internasional.

Analisis dari ribuan dokumen rahasia Prancis yang dipublikasikan pada Maret lalu menyebutkan, lebih dari 100.000 orang yang terpapar radiasi saat itu mungkin akan diberi kompensasi, seperti dilaporkan Guardian yang dilansir Mirror.co.uk.

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas saat Berada di Kamar Mandi Pintunya Jangan Dikunci, Ini Penjelasannya

The Mururoa Files, sebuah kolaborasi antara jurnalisme investigasi Disclose, Program Sains & Keamanan Global Universitas Princeton dan kelompok riset keadilan lingkungan hidup, Interprt, menyatakan dampak uji coba tersebut telah nyata-nyata diremehkan selama bertahun-tahun.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x