Menurut Chaillan, China, telah memprioritaskan kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, dan kemampuan siber.
"Tentang apakah semua kemapuan China itu disiapkan untuk perang, itu bisa semacam anekdot," ucapnya.
Washington mungkin menghabiskan tiga kali lebih banyak daripada Beijing untuk pertahanan, tetapi uang ini digunakan di area yang salah, kata pengusaha teknologi kelahiran Prancis itu.
AI dan teknologi baru lainnya lebih penting untuk masa depan Amerika daripada proyek perangkat keras besar dan anggaran tinggi seperti jet tempur F-35 generasi kelima.
Dikutip rt.com, Chaillan menuturkan, AS masih terpaku pada perdebatan yang sedang berlangsung tentang etika kecerdasan buatan.
Baca Juga: Desa Curon Muncul Lagi setelah 71 Tahun Menghilang, Warga Berburu Foto untuk Instagram
Sementara perusahaan-perusahaan China mencurahkan investasi besar-besaran untuk AI tanpa berpikir dua kali.
"Perusahaan China juga secara aktif bekerja sama dengan pemerintah mereka dalam AI, tetapi perusahaan AS, seperti Google, enggan bekerja dengan otoritas Amerika," tambahnya.***