"Dan kali ini sudah clear semua, sehingga kita bisa mengeluarkan rekomendasi teknis dari BPPT,” jelasnya saat melihat peralatan onboard CBTC di kereta dan mencoba salah satu train set Kalayang yang berjalan secara driverless.
Sementara itu Linus mengatakan, setelah dari audit ini dan mendapatkan rekomendasi dari BPPT, selanjutnya akan dilanjutkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.
Baca Juga: Project Pop Sihir Netizen, Hadirkan Nostalgia Era 90-an dalam Gelaran WOWkustik
"Skytrain Kalayang Bandara Soekarno Hatta akan menjadi moda kereta full driverless pertama di Indonesia yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara,” ucapnya.
Linus berharap agar sistem Automatic Train Operation (ATO) dan Automatic Train Protection (ATP) Len bisa diterapkan di semua lintasan perkeretaapian.
"Saya yakin Indonesia bisa lebih maju karena semua sudah bisa di-handle oleh tenaga lokal di Indonesia," katanya.
Baca Juga: Asah Kemampuan Promosi dan Tingkatkan Kreativitas Desa Wisata di Masa Pandemi, BCA Gelar Webinar
Hadir pula dalam acara ini Direktur Teknologi Elektronika BPPT Yudi Purwantoro, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Michael Andreas Purwoadi, Ketua Tim Audit Edhi Purnomo, GM UB Sistem Transportasi Len Dewayana Agung Nugroho, dan VP Pengembangan Teknologi Len Tarmidzi Kemal F. Lubis.
Lebih lanjut Linus mengatakan Skytrain Kalayang telah beroperasi sejak September 2017 (sebelum driverless), dan digunakan oleh rata-rata 20.000 - 25.000 penumpang per hari di empat terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta.
"Kini, pengoperasian dan pemeliharaan Skytrain Kalayang dilakukan oleh PT Len Industri," ucapnya.