Keluar pintu tol langsung belok kanan ke arah Magetan, sebelum menuju pusat kota nanti ada penunjuk arah ke pusat kuliner tradisional ayam panggang Desa Gandu.
Ketika memasuki gerbang Desa Gandu, maka wisatawan langsung dihadapkan dengan rumah penduduk yang merangkap sebagai kedai ayam panggang.
Baca Juga: Jangan Mengaku Penggemar Cilok kalau Belum Coba Cilok Berbahan Baku Aci Kawung
Penduduk Desa Gandu sudah melayani wisatawan sejak pukul 07.000 Wib. Jangan kaget kalau kedai di sana, seperti layaknya rumah biasa.
Sebagian besar, ruang tamu rumah penduduk dijadikan tempat menyambut pengunjung sekaligus menghidangkan kuliner ayam panggang tradisional.
Pemilik kedai menggelar karpet untuk tamu yang akan menyantap ayam panggang secara lesehan.
Baca Juga: Saat Kolam Dikuras, Ikan Dewa di Cibulan Menghilang, Misteri Itu Belum Terpecahkan
Walau setiap rumah penduduk merupakan kedai ayam panggang, namun tidak tampak rasa persaingan antarwarga Desa Gandu.
Prinsip mereka ingin mempertahankan Desa Gandu sebagai pusat kuliner ayam panggang tradisional, sementara soal rezeki mereka percaya sudah ada yang mengatur.
Untuk cita rasa ayam panggang tradisional Desa Gandu, memang tidak ada duanya. Selain berbahan baku ayam kampung, cara memanggangnya pun masih menggunakan tungku tanah dan pembakarannya pakai kayu.