Ketua AGKP Kecewa, Ada Oknum Mencampur Gula Kelapa dengan Gula Pasir

9 Juli 2020, 06:30 WIB
KETUA Asosiasi Gula Kelapa Priangan (AGKP) Kabupaten Pangandaran, Joane Irwan Suwarsa.*/MUSLIH SUPRIANTO /

ZONA PRIANGAN - Produksi gula kelapa sedang dihadapi persoalan, salah satunya jumlah pohon area jadi semakin berkurang.

Sekarang sudah banyaknya pembangunan yang akhirnya berdampak pada jumlah area perkelapaan atau perkebunan kelapa makin sedikit.

Di sisi lain, ada oknum pengusaha gula kelapa yang mencampur dengan gula rafinasi bahkan mereka sampai mempengaruhi ke penderes langsung.

Baca Juga: Polres Indramayu Gelar Diklat Etika Berla Lintas

Untuk itu Asosiasi Gula Kelapa Priangan (AGKP) akan memberikan sanksi hukum kepada oknum tersebut supaya jera.

Penderes gula kelapa dalam satu pohon menghasilkan nira/lahang sebanyak 4-5 liter/hari dan mengahsilkan gula 0,3 ons.

Sedangkan dari hasil kajian bahwa kelapa genjah lebih sedikit 3 liter, satu gandu 1 kg cetakan sekarang, harga 13 rb/kg di penderes.

Baca Juga: Ilmuwan Peringatkan, Ada Bukti Penyebaran Virus Corona Lewat Udara

Ketua Asosiasi Gula Kelapa Priangan (AGKP) Kabupaten Pangandaran Joane Irwan Suwarsa mengatakan dengan kondisi seperti itu maka volume gula kelapa itu semakin menurun.

Sementara untuk kebutuhan pasar terus meningkat terutama kebutuhan industri bahan kecap yang terus meningkat.

Melihat kondisi seperti ini akhirnya banyak spekulan spekulan atau banyaknya pembisnis yang berpikir pragmatis statis akhirnya mencampur gula kelapa dengan gula rafinasi.

Baca Juga: Baru Menikah 4 Bulan, Istri Kedua Digugat Cerai, Bakal Jadi Janda di Usia 20 Tahun

"Bagi kami ini akan menjadi persoalan besar untuk di kemudian hari. Maka gula rafinasi ini adalah ancaman dan gula yang bercampur berarti tidak bisa diterima di industri kecap," tutur Joane, Rabu 8 Juli 2020.

Joane kecewa terhdap oknum yang mencampur gula pasir dengan gula kelapa di pabrik.

"Bila bahan baku sudah tercampur, dari sini bagaimana dia mau mengolah, intinya gula rafinasi atau campuran tidak bisa diterima. Sekarang di Pangandaran sendiri sudah mulai banyak yang mencampur gula kelapa dengan gula pasir," tuturnya.

Baca Juga: PSBB Dihentikan, Angka Perceraian Justru Melonjak

Menurut Joane, diperlukan regulasi yang mendukung dan melindungi persoalan gula kelapa ini, pertama yang harus diprogramkan bagaimana memikirkan regenerasi penyadap.

Solusinya itu adalah adanya pohon kelapa yang pendek atau pohon kelapa genjah karena ini akan memudahkan penyadap untuk tidak memanjat karena tingginya sekitar 2 meter.

Itu mungkin salah satu solusi dan bisa dilakukan oleh siapa pun tujuannya agar kuantitas gula kelapa ini bisa terjaga mengurangi angka pengangguran dan juga angka kecelakaan.

Baca Juga: Garut Kembali Diguncang Video Asusila

"Mungkin ini salah satu program ke depan yang akan dilaksanakan," katanya.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler