Petani di Ciparay Sulit Mendapatkan Pupuk, di Tingkat Pengecer Sudah Kosong

- 8 September 2020, 14:11 WIB
PENGECER pupuk H. Asep Kasta mengeluhkan kelangkaan pupuk.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
PENGECER pupuk H. Asep Kasta mengeluhkan kelangkaan pupuk.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

Baca Juga: Danau Setupatok, Tempat yang Indah namun Penuh Misteri

"Bahkan kondisi ini sudah disampaikan kepada sejumlah pihak. Bahkan sudah mengajukan penambahan alokasi ke pemerintahan maupun pihak yang berkompeten terkait pengadaan pupuk.

"Karena untuk penambahan alokasi pupuk harus ada rekomendasi dari pemerintahan setempat. Intinya permasalahan ini sudah diketahui pemerintahan," ungkapnya.

Ia pun mengungkapkan kebutuhan pupuk dari keempat jenis itu cukup banyak pada setiap tahunnya. Khususnya untuk kebutuhan pupuk SP mencapai 75 ton pada setiap tahunnya.

Baca Juga: Sudah Merasakan Goyangan hingga Menjerit-jerit, Kok Bayarnya Cuma Rp 2.000,00

"Sama halnya dengan pupuk ZA mencapai 75 ton per tahun. Berbeda dengan pupuk NPK mencapai 200 ton per tahun dan urea 250-300 ton per tahun," jelasnya.

Sementara itu,Kabid Sarana Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ir. Yayan Agustian, M.Si., mengatakan, kelangkaan pupuk bersubsidi memang terjadi, tapi pupuk non subsidi sangat banyak dan melimpah.

"Pupuk bersubsidi kurang karena kuota pupuk untuk Jawa Barat atau khususnya Kabupaten Bandung disebabkan alokasi tahun 2020 hanya 60 persen dari jumlah alokasi pupuk tahun 2019," katanya.

Baca Juga: Warga Timor Leste Ingin Kembali ke Pelukan NKRI, Netizen +62: Waktu Berpisah Apa Gak Mikir?

Ia mengatakan, Kabupaten Bandung dan seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat sudah mengusulkan tambahan kuota pupuk bersubsidi sebesar tahun 2019, tapi sampai dengan saat ini belum ada penambahan. ***

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah