Ketahui, Singkong Bisa Sebabkan Efek Keracunan Hingga Kanker, Kenali Cara Agar Lebih Aman Dikonsumsi

16 Desember 2020, 10:56 WIB
Singkong mengandung karbohidrat tinggi./Feraugustodesign/Pixabay /

ZONA PRIANGAN - Singkong telah akrab dengan keseharian kita dan kerap dikonsumsi melalui berbagai olahan. Jenis tumbuhan umbi-umbian ini mengandung karbohidrat yang tinggi.

Karena itu singkong biasa dijadikan makanan pokok utama sebagai pengganti nasi atau lainnya. Singkong juga dikenal dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 karena dapat mengontrol kadar gula dalam darah.

Namun perlu diketahui dan hendaknya lebih berhati-hati, bahwa singkong pun dapat menimbulkan efek yang berbahaya, terutama jika dimakan mentah dan dalam jumlah banyak.

Baca Juga: Ini Tiga Air Rebusan yang Baik Bagi Penderita Diabetes, Diyakini Mampu Turunkan Kadar Gula Darah

Seperti dilansir dari laman Healthline, singkong mengandung beberapa khasiat yang menyehatkan, namun efek negatifnya tampaknya lebih besar daripada manfaatnya.

Tidak hanya tinggi kalori dan antinutrien, singkong dapat menyebabkan keracunan sianida jika tidak diolah dengan benar atau dikonsumsi dalam jumlah besar.

Tulisan ini telah tayang di ringtimesbali.com dengan judul: Waspada, Meskipun Tinggi Karbohidrat, Singkong Ternyata Dapat Sebabkan Efek Keracunan Hingga Kanker

Dengan catatan penting, singkong aman dikonsumsi, salah satunya harus dimasak sebelum dimakan dan diolah dengan tepat karena singkong mentah bisa menimbulkan keracunan.

Baca Juga: Temukan 11 Khasiat Jus Kentang yang Baik untuk Lambung, Ginjal hingga Kesehatan Jantung

Berikut alasan singkong dapat memberikan efek yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:

1. Penambahan berat badan

Singkong dikenal dengan kandungan karbohidratnya yang tinggi sehingga kalori yang dihasilkannya pun besar.Apabila singkong ini menjadi bahan makanan pokok utama dan dikonsumsi secara terus-menerus maka dapat berakibat pada obesitas.

Dengan demikian, seseorang yang ingin menurunkan berat badan tidak disarankan untuk mengonsumsi singkong secara berlebihan.

Baca Juga: Terus Dukung Protokol Kesehatan, Komunitas Mobil Honda Sumbangkan Fasilitas Cuci Tangan Untuk Monas

2. Dapat menyebabkan keracunan

Singkong bisa berbahaya atau efek negatif apabila dikonsumsi mentah dalam jumlah banyak atau jika tidak diolah dengan benar.

Hal ini dikarenakan singkong mentah mengandung bahan kimia yang disebut glikosida sianogenik yang dapat mengeluarkan sianida di dalam tubuh ketika dikonsumsi.

Bahkan bila sering dimakan, hal ini dapat meningkatkan risiko keracunan sianida sehingga dapat merusak fungsi tiroid dan saraf. Selain itu, hal tersebut juga dapat berakibat fatal seperti kelumpuhan dan kerusakan organ dalam tubuh.

Baca Juga: Catat Jadwal Lengkap SIM Keliling Kota Bandung, 14 - 20 Desember 2020, Perhatian Habis Hari Minggu!

Biasanya, seseorang dengan status gizi buruk secara keseluruhan dan asupan protein rendah lebih mungkin mengalami efek ini. Asupan protein yang rendah tidak dapat membantu membersihkan tubuh dari sianida.

Inilah mengapa keracunan sianida dari singkong menjadi perhatian yang lebih besar bagi seseorang yang menjadikan singkong sebagai makanan pokok utama.

Faktanya, banyak orang di negara-negara berkembang menderita kekurangan protein karena bergantung pada singkong sebagai sumber utama kalorinya.

Baca Juga: Cari Tahu Harga 6 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Termurah Vaksin Astra Zeneca Rp57 ribu

Terlebih lagi, di beberapa wilayah dunia, singkong telah terbukti menyerap bahan kimia berbahaya dari tanah, seperti arsen dan kadmium. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker pada mereka yang bergantung pada singkong sebagai makanan pokok.

3. Mengandung Antinutrien

Salah satu kekurangan utama singkong adalah kandungan antinutrien yang dimilikinya. Antinutrien adalah senyawa tumbuhan yang dapat mengganggu pencernaan dan menghambat penyerapan vitamin dan mineral dalam tubuh.

Berikut antinutrien terpenting yang ditemukan dalam singkong:

Saponin: Antioksidan yang mungkin memiliki kekurangan, seperti berkurangnya penyerapan beberapa vitamin dan mineral
Fitat: Antinutrien ini dapat mengganggu penyerapan magnesium, kalsium, zat besi dan seng.
Tanin: Dikenal untuk mengurangi daya cerna protein dan mengganggu penyerapan zat besi, seng, tembaga dan tiamin.

Baca Juga: Kendaraan Taktis GI-One, untuk Kebutuhan di Berbagai Medan, Dirancang oleh Pembuat Maung 4x4

Efek antinutrien lebih menonjol bila sering dikonsumsi dan sebagai bagian dari pola makan yang tidak mencukupi. Namun, selama hanya mengonsumsi singkong sesekali, antinutrisi tidak menjadi masalah utama.

Faktanya, dalam beberapa keadaan, antinutrien seperti tanin dan saponin sebenarnya memiliki efek kesehatan yang bermanfaat.

Dengan demikian, antinutrien dalam singkong dapat mengganggu penyerapan beberapa vitamin dan mineral dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

Hal ini terutama menjadi perhatian penduduk yang mengandalkan singkong sebagai makanan pokok.

4. Cara membuat singkong yang lebih aman untuk dikonsumsi

Singkong umumnya aman jika diolah dengan benar dan dimakan sesekali dalam jumlah sedang. Ukuran porsi yang wajar adalah sekitar 73 hingga 113 gram.

Baca Juga: 17 Komunitas Mobil Honda Turut Benahi Monas, Sumbangkan Fasilitas Cuci Tangan Menuju Normal Baru

Berikut beberapa cara agar singkong lebih aman untuk dikonsumsi diantaranya:

Kupas: Kulit ubi kayu mengandung yang sebagian besar senyawa penghasil sianida.
Rendam: Merendam singkong dalam air selama 48–60 jam sebelum dimasak dan dimakan dapat mengurangi jumlah bahan kimia berbahaya yang dikandungnya.
Masak: Karena bahan kimia berbahaya ditemukan dalam singkong mentah, penting untuk memasaknya secara menyeluruh, diantaranya dengan merebus, memanggang, atau menggorengnya.
Pasangkan dengan protein: Makan beberapa protein bersama dengan singkong mungkin bermanfaat, karena protein membantu membersihkan tubuh dari racun sianida

Baca Juga: Honda e, Mobil Jepang Pertama Peraih German Car of the Year

Pertahankan diet seimbang: hal ini dapat mencegah efek samping dari singkong dengan memasukkan berbagai makanan ke dalam makanan dengan tidak mengandalkan singkong sebagai satu-satunya sumber nutrisi untuk dimakan.

Akan tetapi, di samping efek berbahaya yang telah disebutkan di atas, perlu diketahui bahwa produk yang terbuat dari umbi singkong, seperti tepung singkong dan tapioka, mengandung sangat sedikit atau tidak ada senyawa pemicu sianida sehingga aman untuk dikonsumsi manusia.*** (Sevie Safitri Rosalina/ringtimesbali.com)

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Healthline Ringtimes Bali

Tags

Terkini

Terpopuler