Mbak You Dianggap Dukun Palsu Oleh Capt. Limbong, Tak Ada yang Boleh Mendahului KNKT Termasuk Sebuah Ramalan

26 Januari 2021, 21:41 WIB
Paranormal Mbak You. /Instagram.com/@mbakyou17

ZONA PRIANGAN - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih menyisakan persoalan, termasuk berbagai komentar tentang penyebab jatuhnya pesawat.

Hal ini pula yang menjadi sorotan Capt. Edward Limbong, seorang pilot dengan pengalaman selama 34 tahun.

Mengenai penyebab jatuhnya pesawat, tak ada yang boleh mendahului hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Baca Juga: Shopee SMS, Kampanye Bulanan Terbaru dari Shopee Tawarkan Gratis Ongkir Rp0 dan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini: Al dan Andin Menemukan Kembali Cinta yang Hilang, Elsa Gelisah Kelicikannya Terbongkar

Telah banyak komentator, termasuk ramalan Mbak You, seorang paranormal yang dianggapnya sebagai tak jelas dan dukun palsu.

Capt. Edward Limbong pun buka suara. Dia mengatakan jika faktor paling berbahaya dari jatuhnya pesawat yaitu pesawat itu sendiri dan manusianya, sedangkan cuaca menjadi faktor ke sekian.

Sebagaimana diberitakan Pangandaran.pikiran-rakyat.com sebelumnya dalam artikel: Kesal dengan Ramalan Mbak You Soal Pesawat Jatuh, Capt. Limbong: Orang Gak Jelas, Dukun Palsu Itu!

Baca Juga: Sekilas 'Ikatan Cinta' Malam Ini: Aldebaran Ingin Bahagiakan Andin, tapi Mulai Cemburu pada Seseorang

Selain itu, dia juga mengaku sedih melihat banyak komentar dari banyak orang yang pada akhirnya membuat orang takut naik pesawat.

“Kemaren kita ada musibah SJ tapi saya sabagai pilot yang sudah sekian lama dengan puluhan ribu jam terbang sedih melihat komentator,” ucap Capt. Edward Limbong dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari kanal YouTube The Hermansyah A6, Selasa 26 Januari 2021.

“Kalau wartawan okelah karena pekerjaannya dia tapi kalau yang bukan bidangnya, ada pilot, ada anggota ini, anggota ini terus saya bilang ‘Siapa kalian nggak menjaga perasaan saya sebagai pilot, keluarga yang ditinggalkan’, yang nonton juga takut dong sebagai penumpang pesawat, itu ditakut-takutin saya bilang,” sambungnya.

Baca Juga: Serangan Jantung Tak Mengenal Usia, Hati-hati dengan 9 Jenis Makanan dan Minuman Ini

Dia menambahkan jika siapapun tidak boleh mendahului Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam memprediksi penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

“Sebelum ada hasil dari KNKT jangan pernah berani ngomong di dunia manapun saya berani pertanggungjawabkan. Sebelum ada hasil penyelidikan black box, itu kan dikirim juga, Amerika harus investigasi,” tuturnya.

Capt. Edward Limbong memaparkan untuk mengetahui isi black box bisa membutuhkan waktu sebulan, dua bulan bahkan setahun. Akan tetapi, sebuah kecelakaan menurutnya bisa disebabkan dari pesawat itu sendiri.

Baca Juga: Minum Kopi Saat Perut Kosong, Betulkah Berbahaya bagi Kesehatan? Waspadai Juga 7 Makanan dan Minuman Ini

“Kemungkinan dari saya pribadi itu ada dari pesawatnya sendiri. Pesawatnya juga kalau rusak kan berhubung dengan manusia yang merawat pesawat tersebut,” ujarnya.

“Kalau di atas lagi operasionalnya, saya bilang, teman-teman saya pun pasti berusaha mengendalikan. Gak ada seorang pun pilot yang ga ditraining enam bulan sekali kita harus masuk class, masuk ke simulator, tes tertulis, medical check, kalau gak lulus mundur lagi, tes ulang lagi,” tambahnya.

Namun, saat diminta pendapatnya mengenai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, dia tak ingin berkomentar karena itu tidak diperbolehkan sebagai pilot profesional tapi dia tak setuju jika umur pesawat menjadi penyebabnya.

Baca Juga: Biasa Minum Kopi Instan Sachetan, Ketahui Ini 8 Bahayanya, Nomor 5 Tinggi Risikonya

Capt. Edward Limbong juga menyinggung mengenai ramalan Mbak You tentang jatuhnya pesawat yang menurutnya tak jelas dan menyebutnya sebagai dukun palsu.

“Itu si ibu-ibu, mbak-mbak gak jelas itu yang ngeramal-ngeramal katanya bukan pesawat aja, Presiden mau jatuhin, itu orang gak jelas, saya bilang dukun palsu itu,” tuturnya.

“Sekarang gimana gak gemes semuanya kita udah berusaha lebih baik, lebih maju, kalau kayak gitu ngikutin orang, tinggal di gunung ajalah, jangan tinggal di Jakarta,” pungkasnya.*** (Mela Puspita/pangandaran.pikiran-rakyat.com)

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Pangandaran Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler