Embrio Hibrida Monyet-Manusia Tengah Dikembangkan , tapi Persoalan Ini Menimbulkan Persoalan Etis yang Serius

17 April 2021, 07:20 WIB
Sel manusia (ditandai dengan warna merah) terintegrasi dengan sempurna kedalam embrio monyet. /Kolase foto Dailystar.co.uk/

ZONA PRIANGAN - Dalam sebuah langkah yang menurut beberapa ilmuwan menimbulkan pertanyaan soal etika yang serius, para peneliti untuk pertama kalinya mengembangkan embrio yang merupakan hibrida dari sel manusia dan monyet.

Juan Carlos Izpisua Belmonte, seorang profesor di Laboratorium Ekspresi Gen di Salk Institute for Biological Studies di La Jolla, California, mengatakan bahwa penelitian pada suatu hari nanti dapat memangkas daftar tunggu transplantasi organ.

"Permintaan itu jauh lebih tinggi daripada pasokannya," kata Juan Carlos Izpisua Belmonte, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari Dailystar.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 16 April 2021: Bu Rosa Selidiki Elsa, Al Punya Alasan Menghajar Ricky dan Nino

Baca Juga: Ditodong Tiga Orang Bersenjata, Mantan Bintang Manchester United Ini Jadi Korban Perampokan di Roma

Di jurnal ilmiah Cell, dia menjelaskan bagaimana timnya menyuntikkan 25 iPS, atau menginduksi sel induk berpotensi majemuk, dari manusia ke sejumlah embrio monyet.

Lebih dari 100 embrio tetap hidup, memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari bagaimana berbagai jenis sel berinteraksi.

"Tujuan kami bukanlah menghasilkan organisme baru, atau monster apa pun," tegas Belmonte.

Baca Juga: Rekan Elon Musk Akan Membangun Jurassik Park, Taman dengan Spesies Baru yang Super Eksotis

"Dan kami tidak melakukan hal seperti itu. Kami mencoba memahami bagaimana sel dari organisme yang berbeda berkomunikasi satu sama lain," jelasnya.

"Pengetahuan ini akan memungkinkan kita untuk mencoba merekayasa ulang jalur yang berhasil yang memungkinkan perkembangan sel manusia yang tepat pada hewan lain," tambahnya.

"Kami sangat, sangat bersemangat," ujarnya.

Baca Juga: Jennifer Aniston dan Sang Mantan Justin Theroux Susah 'Move On', Keduanya Masih Saling Mencintai

Namun, Profesor Julian Savulescu, direktur Oxford Uehiro Center for Practical Ethics dan co-director dari Wellcome Center for Ethics and Humanities, University of Oxford, mengatakan kepada Irish News bahwa penelitian tersebut "membuka kotak Pandora untuk chimaeras manusia-bukan manusia".

Chimaeras adalah makhluk yang mempertahankan sifat dari dua spesies berbeda. Pada Mei tahun lalu, para peneliti sengaja membuat chimaera manusia-tikus untuk mempelajari pertanyaan mendalam tentang penyakit dan penuaan.

Tim lain, yang bekerja di China, telah merekayasa embrio hibrida babi-monyet .

Baca Juga: Beruang Kutub Kawin dengan Beruang Grizzly Beginilah Keturunannya

Tetapi pekerjaan semacam ini menimbulkan pertanyaan etis yang serius.

Kirstin Matthews, seorang pengamat sains dan teknologi di Institut Baker Universitas Rice, mengatakan pekerjaan itu mengaburkan garis antara manusia dan bukan manusia.

"Haruskah itu diatur sebagai manusia karena memiliki proporsi sel manusia yang signifikan di dalamnya? Atau haruskah itu diatur hanya sebagai hewan? Atau sesuatu yang lain? kata Profesor Matthews kepada NPR.

Baca Juga: Warga Desa Ini Tidak Khawatir Aliran Listrik Mati, Ada Pohon Jamur yang Bisa Jadi Lampu

"Pada titik manakah Anda mengambil sesuatu dan menggunakannya untuk organ, padahal sebenarnya ia mulai berpikir dan memiliki logika?" tambahnya.

"Saya pikir publik akan prihatin, dan saya juga, bahwa kami hanya mendorong maju dengan sains tanpa memiliki percakapan yang tepat tentang apa yang harus atau tidak harus kami lakukan," pungkasnya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Dailystar

Tags

Terkini

Terpopuler